REPUBLIKA.CO.ID, JOHANNESBURG -- Perburuan singa menjadi bisnis yang mulai berkembang di Afrika Selatan. Ribuan singa dikembangbiakkan di penangkaran kemudian menjadi sasaran tembak oleh turis asing kaya.
Peternakan Moreson merupakan salah satu dari lebih dari 160 peternakan singa yang sah secara hukum di Afrika Selatan. Saat ini, singa yang ada di penangkaran lebih banyak yakni sekitar lima ribu ekor, dibanding di alam liar yang tinggal sekitar dua ribu ekor.
Kelompok kesejahteraan hewan mengatakan, singa hasil penangkaran itu akan ditembak mati oleh pemburu kaya dari Eropa dan Amerika utara atau untuk obat tradisional di Asia. Singa dewasa akan dilepaskan ke tempat tertutup beberapa jam sebelum ditembak mati untuk perburuan.
Turis membayar 5.000 euro hingga 25 ribu euro untuk perburuan singa tersebut. Kegiatan tersebut legal di Afrika Selatan.
Dilaporkan Guardia, Afrika Selatan memiliki tradisi berburu yang kuat. Namun, hanya sedikit yang tertarik dengan jenis perburuan dari penangkaran.
Turis diperbolehkan membawa bangkai singa ke Inggris atau di negara Eropa lain hingga Amerika Utara sebagai piala atas perburuannya. Singa tersebut bernilai lebih murah dibandingkan menembak singa di safari di Tanzania yang biayanya mencapai 50 ribu dolar AS.
Lima tahun lalu, pemerintah Afrika Selatan melarang pemburuan dengan penangkaran tersebut. Mereka mewajibkan binatang dilepaskan ke alam liar selama dua tahun sebelum bisa diburu. Namun, kebijakan tersebut ditentang peternak. Seorang hakim pengadilan tinggi akhirnya memutuskan untuk mencabut kebijakan tersebut.
Dalam lima tahun sampai 2006, 1.830 bangkai singa diekspor dari Afrika Selatan. Sementara, dalam lima tahun hingga 2011, 4.062 bangkai singa diekspor, meningkat 122 persen. Mayoritas dari singa itu merupakan hasil penangkaran.