REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemimpin spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pada Selasa mengingatkan bahwa presiden Iran selanjutnya harus menolak berkompromi dengan Barat. Karena, kompromi tidak akan meredakan ketegangan sengketa nuklir mereka.
Khamenei adalah pengambil keputusan tertinggi di Iran dan memiliki hak penuh dalam memutuskan berbagai hal. Itu termasuk program nuklir yang dijalankan negara itu dan menjadi sumber kekhawatiran terbesar Barat terkait kemungkinan Iran mengembangkan senjata nuklir.
"Beberapa calon salah berpikir bahwa dengan berkompromi dengan musuh, maka mereka akan mengurangi permusuhannya terhadap Iran. Itu salah," kata Khamenei dalam pidato disiarkan televisi.
Pernyataan itu muncul menjelang pemilihan presiden Iran yang akan berlangsung pada 14 Juni guna mencari pengganti Presiden Mahmoud Ahmadinejad. Pada masa kepemimpinan Ahmadinejad, Iran telah mendapat berbagai sanksi internasional serta krisis ekonomi akibat embargo ekonomi yang dilancarkan terhadap negara itu.
Khamenei mengatakan siapapun yang menang dalam pemilihan umum nanti harus berjanji untuk tidak mendahulukan kepentingan asing dari kepentingan rakyat Iran.
"Jika kita bisa mengatasi permasalahan ekonomi, konfrontasi yang dilakukan musuh akan pincang," kata Khamenei. ''Iran harus mampu membangun ketahanan nasional dalam mengahadapi permusuhan Barat.''