REPUBLIKA.CO.ID, ISTAMBUL -- Pasukan kepolisian Turki menggunakan gas air mata dan meriam air pada Rabu (5/6) pagi untuk membubarkan ratusan pengunjuk rasa di Istambul dan ibu kota Ankara. Aksi tersebut sudah berlangsung enam hari dalam kerusuhan nasional anti-pemerintah, kata media massa.
Para demonstran mencoba untuk bergerak ke kantor Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan di kota-kota dan menantang peringatan untuk membubarkan, menurut media gambar dan seorang wartawan AFP.
Bentrokan juga terjadi di kota tenggara Hatay di perbatasan dengan Suriah, di mana seorang pengunjuk rasa 22-tahun meninggal sehari sebelumnya setelah terluka selama protes. Dua petugas polisi dan tiga demonstran terluka di Hatay dalam bentrokan terbaru Rabu, kata saluran berita swasta NTV.
Ribuan demonstran lainnya berkumpul di Lapangan Taksim di Istanbul. Tempat itu merupakan jantung simbolis dari protes yang meletus menjadi bentrokan kekerasan pada Jumat lalu dan telah menyebar ke kota-kota di seluruh negeri.
Protes berlanjut meskipun ada permohonan pemerintah untuk mengakhiri kerusuhan yang telah menewaskan dua orang itu. Kelompok-kelompok kanan mengatakan beberapa ribu orang telah terluka, sementara para pejabat menempatkan jumlah korban sedikit di atas 300, sebagian besar dari mereka adalah polisi.