Rabu 05 Jun 2013 09:53 WIB

Warga Hong Kong Peringati Tragedi Tiananmen

Seorang wanita memegang lilin di bawah hujan deras saat puluhan ribu orang menghadiri upacara lilin di Victoria Park, Hong Kong, Selasa (4/6).
Foto: AP /Vincent Yu
Seorang wanita memegang lilin di bawah hujan deras saat puluhan ribu orang menghadiri upacara lilin di Victoria Park, Hong Kong, Selasa (4/6).

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Puluhan ribu warga Hong Kong di bawah guyuran hujan dan bunyi halilintar menghadiri acara dengan menyalakan lilin pada Selasa (4/6) untuk mengenang korban penumpasan berdarah oleh militer di Tiananmen, Cina. Polisi di Beijing menghalangi kegiatan-kegiatan untuk memperingatinya.

Kerumunan warga berkumpul di Taman Victoria di bekas koloni Inggris itu dalam acara tersebut untuk mengenang ratusan mungkin ribuan orang yang meninggal ketika aparat keamanan menumpas unjuk rasa pada 3-4 Juni di Beijing tahun 1989.

Di ibu kota Cina itu polisi membuat rintangan di pintu gerbang kuburan para korban penumpasan pengunjuk rasa prodemokrasi sebagai bagian dari usaha tahunan melarang kegiatan peringatan acara tersebut. Di satu jalan sempit dekat wilayah Kota Terlarang di Beijing, personel keamanan berpatroli di luar bekas rumah Zhao Ziyang, mantan sekretaris partai komunis yang ditahan rumah karena bersimpati dengan para pengunjuk rasa.

Penguasa di Cina Daratan juga membatasi pencarian online dengan kata kunci Tiananmen dan candle (lilin). Hong Kong dan Makau yang kini berada di bawah kekuasaan Cina sejak penghujung tahun 1990-an merupakan dua tempat di negara itu yang memperingati secara terbuka kegiatan untuk mengenang para korban penumpasan militer.

Pawai itu berakhir lebih awal dari rencana karena peralatan pengeras suara tak berfungsi. "Penyalaan lilin nanti malam punya arti tambahan tak hanya mengutuk pembunuhan massal 24 tahun lalu tetapi juga mengutuk penindasan di hari itu (di Cina Daratan)," kata Lee Cheuk-Yan, ketua the Hong Kong Alliance in Support of Patriotic Democratic Movements of China, penyelenggara unjuk rasa, kepada AFP.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement