REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang juru bicara Gedung Putih, Selasa (4/6), mengatakan bukti tambahan masih diperlukan mengenai penggunaan senjata kimia di Suriah.
"Sebagaimana presiden sudah menjelaskan, kami perlu mengembangkan bukti yang kami miliki, kami perlu membuatnya bisa dikaji, kami perlu membuatnya jadi kuat sebelum kami membuat keputusan berdasarkan pelanggaran nyata bahwa penggunaan kimia terbukti oleh Pemerintah Suriah," kata Juru Bicara Gedung Putih Jay Carney dalam satu taklimat.
Pernyataan Carney dikeluarkan setelah Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius pada pagi hari yang sama mengkonfirmasi penggunaan agen syaraf mematikan sarin terhadap gerilyawan Suriah selama konflik lama dan berdarah di negeri itu.
Sebagai reaksi atas kesimpulan Prancis, Carney mengatakan itu "sepenuh sejalan" dengan penilaian Amerika sebelumnya.
"Kami telah menjelaskan kami percaya bahwa kalau senjata kimia memang digunakan di Suriah, senjata tersebut digunakan oleh rejim (Presiden Bashar) al-Assad," kata Carney kepada wartawan, sebagaimana dikutip Xinhua. "Kami sangat ragu mengenai pernyataan bahwa oposisi 'menggunakan senjata kimi'."
"Saya kira itu mendasar, dan saya kira orang Amerika menduga, kami menerima bukti itu dan kami menjadikannya sebagai dasar dan kami menggunakannya sampai kami tahu apa yang kami miliki dan kami dapat mengajukannya," kata Carney. "Dan itu lah apa yang presiden desak kami lakukan."
Presiden AS Barack Obama telah mengatakan bukti "telah menunjuk kepada penggunaan senjata kimia di dalam Suriah".
Ia telah berulangkali menyebut penggunaan atau kegagalan mengamankan senjata kimia oleh Pemerintah Suriah sebagai "garis merah" atau "pengubah keadaan" dalam penanganan konflik di negara Timur Tengah tersebut. Namun Obama juga telah menjelaskan ia memerlukan keterangan lebih khusus mengenai apa yang sesungguhnya terjadi di sana.