Kamis 06 Jun 2013 12:11 WIB

AS-Venezuela Mencoba Pulihkan Hubungan

John Kerry
Foto: Reuters/Jacquelyn Martin
John Kerry

REPUBLIKA.CO.ID, ANTIGUA, GUATEMALA--Amerika Serikat dan Venezuela pada Rabu sepakat berusaha memperbaiki hubungan kedua negara. Relasi mereka dalam kerapuhan selama lebih dari dua tahun, sejak Venezuela dipimpin Hugo Chavez.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, mengatakan kedua negara sepakat bahwa "kami menginginkan negara-negara kami untuk menemukan cara baru ke depan, membangun hubungan yang lebih positif".

Ia mengatakan hal itu setelah melakukan pembicaraan dengan mitranya dari Venezuela, Menteri Luar Negeri Elias Jaua, di sela-sela pertemuan Organisasi Negara Amerika di Guatemala.

"Hari ini kami sepakat bahwa akan ada dialog yang berlangsung dan terus-menerus, di tingkat tinggi, antara Departemen Luar Negeri (Amerika Serikat) dan Kementerian Luar Negeri (Venezuela), untuk berusaha menentukan agenda, pertukaran dialog yang pada akhirnya mengarah pada penunjukkan duta besar baru," ujar Kerry kepada wartawan.

Dalam hubungan yang masam, Caracas dan Washington menjaga ikatan tanpa menempatkan pejabat setingkat duta besar sejak perselisihan diplomatik tahun 2010.

Washington telah berkali-kali berupaya menawarkan perdamaian kepada Caracas, bahkan sebelum Hugo Chavez meninggal dunia pada awal Maret --karena penyakit kanker.

AS juga telah sekian lama berharap masa setelah berakhirnya kepemimpinan Chavez akan membuka era baru dalam hal hubungan kedua negara, kendati tanda-tanda awal dari presiden baru pengganti Chavez, Nicolas Maduro, tidak bagus.

Pada hari-hari menjelang meninggalnya Chavez, Maduro menuding AS menjangkiti Chavez dengan penyakit kanker, dan menuduh AS membuat rencana untuk membunuhnya.

Kerry menggambarkan pembicaraannya dengan Jaua sebagai pertemuan yang "sangat, sangat" positif. Kami sekarang menuju proses untuk membuat agenda spesifik."

Seorang pejabat AS mengatakan Venezuela sebelumnya telah meminta pertemuan itu diadakan di kota bersejarah Guatemala, Antigua. Ketika keduanya berjabatan tangan, Kerry tersenyum serta berkata kepada Jaua: "Kita sudah lama tidak melakukan ini."

"Bagus kita bisa melakukannya," timpal Jaua.

Washington belum mengakui kemenangan Maduro dalam pemilihan presiden yang kontroversial April lalu. Dalam pemilihan itu, Maduro menang tipis, sementara saingannya, Henrique Capriles, juga masih belum mau memberikan pengakuan atas kemenangan Maduro.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement