Sabtu 08 Jun 2013 16:01 WIB

Program Penyadapan AS dapat Dukungan dari Obama

Barack Obama
Foto: AP
Barack Obama

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Barack Obama membela program mata-mata AS yang menggunakan penyadapan telepon dan data internet, dengan mengatakan bahwa hal tersebut adalah legal dan perlu untuk melawan teror serta menyeimbangkan antara privasi dan keamanan.

Obama pada Jumat memberikan tanggapan pertamanya atas pengungkapan infrastruktur intelijen AS yang terus dipertahankan dan diperluas sejak serangan 11 September 2001.

"Tak ada seorang pun yang mendengarkan pembicaraan telepon anda," kata Obama di San Jose, California, seraya menyebutkan bahwa laporan mengenai penyadapan jutaan panggilan telepon domestik Badan Keamanan Nasional (NSA) merupakan "sensasi".

Obama juga membela program PRISM dimana NSA dan agen FBI menyadap server sembilan penyedia internet AS termasuk Facebook, Google, YouTube, Apple dan penyedia lain, sebagai upaya menggagalkan rencana serangan teror dari luar.

"Ini tidak diterapkan untuk warga AS. Juga tidak diterapkan untuk mereka yang tinggal di AS," kata Obama.

Beberapa kelompok kebebasan dan privasi sipil memperingatkan bahwa kedua program, seperti dilaporkan oleh harian Guardian dan Washington Post, merupakan kondisi 'Orwellian' (tidak konstruktif bagi masyarakat yang terbuka) dan bisa saja melanggar konstitusi.

Obama mengatakan ia menyambut baik debat atas isu tersebut, namun memperingatkan bahwa program itu sebelumnya sengaja ditutupi untuk tidak mengungkit musuh-musuh Amerika, dan hanya melakukan "sedikit pelanggaran" atas privasi publik.

"Saya rasa perlu diketahui bahwa anda tidak akan bisa mendapat keamanan 100 persen kemudian juga 100 persen privasi dan tanpa ketidaknyamanan. Kita harus membuat beberapa pilihan sebagai sebuah masyarakat," katanya.

Ia menegaskan bahwa Kongres AS telah mengetahui dan mengesahkan aktivitas ini. Pengadilan federal dan intelijen rahasia juga digunakan untuk memastikan bahwa tidak ada pihak yang menjadi korban pelanggaran.

Washington Post mengutip pejabat intelijen melaporkan, Kamis bahwa NSA memiliki akses langsung ke perusahaan penyedia layanan internet, untuk menjejak aktivitas seseorang dalam internet melalui audio, video, foto dan surat elektronik.

Harian tersebut menyebutkan, bocoran itu berasal dari seorang pejabat karir intelijen "dengan pengalaman langsung dalam sistem ini dan kengerian atas kapabilitas mereka."

"Mereka secara harfiah bisa mengamati bentuk pemikiran anda saat anda mengetik," kata pejabat tersebut seperti dikutip Washington Post.

Meski demikian, raksasa penyedia layanan internet membantah telah memberikan akses bagi mata-mata pemerintah AS. "Kami tidak pernah mendengar PRISM," kata jurubicara Apple Steve Dowling.

"Kami tidak menyediakan akses langsung ke server-server kami bagi pemerintah mana pun dan setiap permintaan dari badan pemerintah untuk mendapatkan data pelanggan harus memperoleh perintah pengadilan," katanya menambahkan.

Sementara kepala keamanan Facebook Joe Sullivan mengatakan jaringan sosial tersebut tidak menyediakan akses apapun ke organisasi pemerintah.

Direktur Intelijen Nasional AS James Clapper mengatakan bahwa data yang dikumpulkan dalam program tersebut merupakan "antara informasi intelijen asing yang terpenting dan bernilai."

"Pengungkapan tanpa pengesahan informasi mengenai program yang legal dan sangat penting ini pantas untuk disalahkan dan membahayakan upaya proteksi bagi warga Amerika," katanya.

Laporan mengenai penyusupan data internet tersebut keluar menyusul laporan harian Guardian sebelumnya yang mengungkapkan operasi oleh NSA yang menyadap jutaan panggilan telepon domestik.

Mike Rogers, anggota Kongres AS dari partai Republik mengatakan program tersebut telah menghentikan serangan teroris di AS.

Menurut para advokat, data telepon di luar dan di dalam negeri yang dikumpulkan oleh NSA, bisa diproses untuk memperlihatkan pola komunikasi sehingga memberikan peringatan bagi badan intelijen atas kemungkinan rencana serangan teror.

sumber : Antara/ AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement