REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO -- Topan yang secara tiba-tiba menerjang beberapa bagian Sri Lanka selama dua hari menewaskan 14 nelayan sementara 36 orang hilang, kata seorang pejabat, Ahad (9/6).
Wakil Menteri Pembangunan Sumber Daya Air dan Perikanan Sarath Kumata Gunaratne memberitahu Xinhua --yang dipantau di Jakarta, Ahad malam-- lebih dari 20 nelayan juga cedera setelah perahu mereka terperangkap di perairan yang bergelombang pada Jumat malam (7/6) dan Sabtu pagi.
Ia mengatakan Angkatan Udara dan Angkatan Laut Sri Lanka terlibat dalam operasi pencarian dan penyelamatan tapi ada kekhawatiran banyak orang lagi telah tewas di laut.
Departemen Meteorologi Sri Lanka pada Sabtu mengeluarkan peringatan cuaca untuk memberitahu nelayan agar tidak pergi ke laut sebab angin kencang menciptakan kondisi laut yang bergelombang.
Angin mulai berhembus kencang pada Jumat malam dan merobohkan pepohonan di beberapa bagian Ibu Kota Sri Lanka, Kolombo, serta daerah pinggirannya.
Transportasi di sepanjang sebagian jalur kereta telah terhambat akibat cuaca buruk sementara banyak jalan juga terhalang pada Sabtu malam, sebab pohon yang tumbang telah menimpa semua jalan itu.
Departemen Meteorologi Sri Lanka, Ahad, hujan lebat dan angin kencang telah berkurang di seluruh negeri tersebut. Namun, Badan Meteorologi itu menyatakan hujan lebat diperkirakan kadangkala masih mengguyur beberapa bagian negeri itu sepanjang malam.