REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) Fereidoon Abbasi, Ahad (9/6), mengatakan negaranya akan mengisi reaktor air berat Arak dengan "bahan bakar maya" paling lambat pada akhir tahun kalendar Iran saat ini --20 Maret 2014, kata media setempat.
Abbasi mengeluarkan pernyataan tersebut dalam satu upacara, yang dihadiri oleh Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, dan bukan memasang "main upper container" pada rekator IR-40.
Pemasangan itu "dipandang sebagai langkah penting dalam pengembangan proyek tersebut" kata Abbasi sebagaimana dikutip oleh TV Irib --milik pemerintah-- pada Ahad.
"Kami berharap bisa mendorong percobaan yang diperlukan berkaitan dengan operasi sehat reaktor itu dan memulai penggunaan penuhnya tahun depan," tambah Abbasi sebagaimana diberitakan Xinhua.
Iran menyatakan reaktor itu hanya akan digunakan untuk produksi isotop industri, medis dan R&D. Namun Barat mencurigai instalasi tersebut mungkin juga digunakan untuk memproses-ulang bahan bakar nuklir menjadi plutonium -- yang bisa digunakan pada senjata nuklir.
Enam negara besar dunia di dalam pernyataan bersama pada 5 Juni mendesak Iran agar menghentikan kegiatan nuklirnya yang bertentangan dengan resolusi terkait Dewan Keamanan PBB.
Pernyataan bersama itu --yang dikeluarkan oleh China, Prancis, Jerman, Rusia, Amerika Serikat dan Inggris-- memperlihatkan keprihatinan yang mendalam bahwa Iran terus melanjutkan kegiatan nuklirnya termasuk pemasangan sentrifugal canggih, produksi uranium yang diperkaya, dan pembanguan reaktor IR-40 di Arak.
Barat menuduh Iran membuat senjata nuklir dengan kedok program nuklir sipil, dan menjatuhkan serangkaian sanksi dengan tujuan melumpuhkan ekonomi Iran. Sementara itu, Iran menekankan program nuklirnya semata-mata bertujuan sipil.