Senin 10 Jun 2013 13:20 WIB

Peneliti Australia Ciptakan Mata Bionik Pertama di Dunia

Red:
abc news
abc news

CANBERRA -- Tim yang terdiri dari ahli desain industri dan ilmuwan dari Universitas Monash Australia memperkenalkan purwarupa mata bionik  pertama di dunia. 

Alat yang sangat dinantikan ini tersusun dari komponen mikro chip yang ditanamkan di tengkorak dan kamera digital  yang dilekatkan pada sepasang kacamata, sehingga  memungkinkan penggunanya bisa melihat sekeliling  mereka. 

Jika sukses  purwarupa ini berpotensi menolong lebih dari 85 persen penduduk dunia yang mengalami kebutaan.

Profesor Mark Armstrong, Kepala tim pencipta purwarupa mata bionik di Universitas  Monash, mengatakan mata bionik ini akan memberikan  kemampuan yang lebih bagi penggunanya untuk bergerak. “Ada kamera di depan dan kamera itu serupa dengan kamera pada smart phone, gambar yang direkam kemudian akan disuling melalui prosesor canggih,” ujarnya.

Sinyal itu kemudian ditransmisikan secara nirkabel yang disebut kumparan, yang dipasang di bagian belakang kepala. Di dalam otak ada sebuah implan yang terdiri dari serangkaian kecil keramik dan di setiap rangkaian keramik  itu terdapat elektroda mikroskopis yang benar-benar tertanam di korteks visual otak.

Profesor Armstrong mengatakan teknologi  ini diharapkan dapat membantu mereka yang benar-benar buta, sehingga memungkinkan mereka untuk menavigasi jalan di sekitar mereka. "Kami percaya penerima akan melihat semacam titik dengan resolusi gambar rendah, tapi cukup ... untuk melihat, misalnya, tepi meja atau siluet orang atau langkah ke selokan atau sesuatu seperti itu, "katanya.

Uji coba pemasangan implan mata bionik ini  diagendakan berlangsung tahun depan yang diharapkan dapat dilanjutkan dengan percobaan klinik, riset dan masukan dari pengguna kepada tim. Pembangunan mata bionik ini menjadi salah satu target utama dari pertemuan 2020 yang diselenggarakan tahun 2008 lalu.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement