REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Kerusuhan terjadi saat ribuan massa tenaga kerja Indonesia (TKI) membakar pembatas jalan yang ada di depan Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) Jeddah.
Duta Besar RI untuk Arab Saudi, Gatot Abdullah Mansyur mengatakan, peristiwa ini terjadi ketika puluhan ribu TKi yang bermasalah hendak mengurus surat amnesti dari Kerajaan Arab Saudi.
Pemerintahan Raja Saud memang mengeluarkan kebijakan untuk memberikan pengampunan (pemutihan) bagi warga negara asing yang bermasalah. Dalam program ini, setiap warga negara yang tak memiliki izin kerja ataupun overstay bisa memperbaruinya kembali.
Sementara bagi yang ingin pulang KJRI Jeddah dan KBRI Riyadh akan menfasilitasi proses pemulangan dengan mengeluarkan dokumen Surat Perjalanan Laksana Parpor (SPLP). Sebenarnya, menurut Gatot, pelayanan ini sudah berlangsung hampir dua minggu.
Akan tetapi, TKI mendapat kabar bahwa tepat Ahad kemarin adalah hari terakhir pengurusan dokumen amnesti. Padahal pelayanan berlangsung dari tanggal 11 Mei hingga 3 Juli mendatang.Karena ribuan hingga puluhan ribu yang datang KJRI Jeddah pun sempat tak menunda pembukaan loket.
Akhirnya, KJRI pun membuka loket untuk beberapa puluh orang, namun karena kondisi tak kondusif petugas pun menutup pintu besi KJRI. Massa yang berjubel pun mengamuk dengan membakar pembatas jalan.
Kepolisian Arab Saudi pun segera mengirim polisi anti huru hara untuk membubarkan massa TKI yang mengamuk. Kepolisian juga mengirimkan mobil meriam air untuk berjaga-jaga di depan KJRI Jeddah.