Rabu 12 Jun 2013 12:37 WIB

Indonesia Bangun Tiga Sekolah di Myanmar

Muslim Rohingya
Muslim Rohingya

REPUBLIKA.CO.ID,  NUSA DUA -- Pemerintah Indonesia memberikan bantuan dana senilai 1 juta dolar Amerika Serikat yang digunakan untuk membangun tiga unit sekolah dasar di Negara Bagian Rakhine, Myanmar.

"Bantuan itu sebagai upaya penyelesaian masalah di Rakhine State yang tengah mengalami konflik komunal, diwujudkan dengan membangun tiga unit sekolah dasar," kata Duta Besar Indonesia untuk Republik Uni Myanmar Sebastianus Sumarsono di sela-sela Pertemuan Bilateral Indonesia-Myanmar di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu.

Bantuan dana tersebut telah diserahkan Pemerintah Indonesia kepada Pemerintah Republik Uni Myanmar sekitar tiga minggu lalu, katanya.

Ia mengatakan bahwa pemberian bantuan untuk membangun sekolah tersebut merupakan inisiatif Pemerintah Indonesia mengingat pendidikan dasar di kawasan Rakhine itu masih tergolong rendah.

Nantinya sekolah dasar yang diperuntukkan bagi pendidikan anak-anak tersebut akan dilengkapi gedung serba guna sebagai tempat berkumpul dan bersilaturahmi, katanya.

Selain sarana pendidikan, Sebastianus menyatakan bahwa bantuan pemukiman merupakan salah satu bantuan yang paling dibutuhkan saat ini pascakonflik antaretnis di bekas negeri Junta Militer itu.

"Yang paling mendesak di sana adalah bantuan pemukiman karena mereka masih tinggal di tenda," katanya.

Dia mengungkapkan bahwa Myanmar cukup terbuka dalam menerima bantuan dari Indonesia.

Sebelumnya, Palang Merah Indonesia (PMI) dan beberapa lembaga swadaya masyarakat telah menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat di daerah konflik itu.

Tahun 2008, Indonesia juga memberikan bantuan dana senilai 1 juta dolar AS untuk membangun rumah sakit yang terletak dekat Laut Andaman.

"Distribusi bantuan ke Myanmar tidak begitu sulit, tetapi semua harus ada mekanisme sesuai aturan di negara itu," ucapnya menampik anggapan akan sulitnya bantuan dari beberapa negara yang ingin masuk ke negara itu .

Rakhine, lanjut Sebastianus, merupakan satu dari tujuh negara bagian dan tujuh daerah yang ada di Myanmar.

Di negara bagian itu, terdapat beberapa etnis, dimana etnis Rakhine merupakan mayoritas.

Di tengah multietnis itu, suku Rohingya merupakan salah satu etnis yang ada di kawasan itu, yang hingga saat ini belum mendapat pengakuan dari negeri yang dipimpin oleh Presiden Thein Sein itu.

Indonesia dan Myanmar memiliki hubungan historis sejak sebelum Indonesia merdeka. Sebastianus mengungkapkan bahwa kala itu, Myanmar memberikan bantuan berupa beras dan amunisi, termasuk pesawat Seulawah dari Aceh untuk membantu Indonesia merebut kemerdekaan.

"Hubungan Indonesia-Myanmar sudah terjalin erat sejak 64 tahun lalu, saat kita merebut kemerdekaan," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement