Jumat 14 Jun 2013 07:39 WIB

Wapres Boediono Bicara Soal Kenaikan BBM

Red:
Wakil Presiden Boediono
Wakil Presiden Boediono

CANBERRA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Boediono mengaku program subsidi BBM triliunan rupiah tidak efisien. Tetapi penghapusan BBM sepenuhnya akan dilakukan secara bertahap. Hal ini dikatakan Boediono kepada program Newsline dari Australia Network.

Ia mengatakan pemerintah sepenuhnya menyadari masalah kenaikan BBM subsidi yang ramai dibicarakan ini dan menimbulkan pro dan kontra diantara para pengamat ekonomi. "Saya dapat memastikan akan ada tindakan yang diambil pada waktunya," katanya. ''Menghapuskan subsidi sama sekali itu tidak realistis. Rakyat masih membutuhkan subsidi, termasuk subsidi BBM."Kita harus memikirkan bagaimana caranya menghapuskannya secara bertahap, saya pikir kita dapat melakukannya dalam satu atau dua tahun," katanya, bersungguh-sungguh.

Sementara itu Suryo Sulisto dari Kamar Dagang Indonesia (KADIN) mengatakan, jika pemerintah menghapuskan subsidi sepenuhnya, dananya dapat dialihkan untuk proyek-proyek lain yang bermanfaat bagi rakyat. "Yang dikhawatirkan adalah penghapusan subsidi akan menciptakan beban yang berat bagi rakyat. "Tapi kalau harga BBM dinaikkan 500 rupiah, 1000 rupiah atau 2000 rupiah, dampaknya toh akan sama. Menurut pendapat kami, akan lebih banyak manfaatnya kalau kita sesuaikan dengan harga internasional .... singkirkan masalah struktural yang kita hadapi dari tahun ke tahun."

Wapres Boediono juga mengeluarkan pernyataan tentang keterbukaan ekonomi, ditengah kekhawatiran bahwa Indonesia mungkin akan mengarah pada proteksionisme yang lebih besar menghadapi berbagai tantangan ekonomi. "Indonesia adalah negara yang didesign untuk perdagangan bebas sebenarnya .... kita tidak dapat mengawasi semua kawasan pantai," katanya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement