Jumat 14 Jun 2013 11:00 WIB

Pengamat Timteng: Israel Bermuka Dua Soal Konflik Suriah

Pasukan pemberontak oposisi Suriah
Foto: Reuters
Pasukan pemberontak oposisi Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Direktur Middle East Monitor (MEMO), sebuah lembaga pemantau Timur Tengah berpusat di London, mengungkapkan tampaknya Israel sedang memainkan peran ganda dalam konflik Suriah.

Dr Daud Abdullah mengatakan Israel pada satu sisi ingin menjatuhkan pemerintahan Bashar Assad. Pada sisi lain, Israel justru ingin tetap menjaga status quo seperti sekarang berlangsung.

''Israel sebenarnya sudah lama memiliki minat untuk menguasai  wilayah Suriah, yaitu sejak 46 tahun terakhir ini,'' kata Abdullah kepada Kantor Berita Islam Mi’raj News Agency.

“Ini seperti dengan tindakan Israel dalam bentuk gangguan militer, terutama di dataran tinggi Golan, wilayah Suriah,” ujar tokoh penggerak Global March to Jerusalem (GMJ) di Eropa itu.

Tentang berkembangnya isu sektarian Sunni-Syiah, Abdullah menyebutkan bahwa apa yang terlihat saat ini adalah pemerintah Suriah berhadapan dengan oposisi. Pemerintah Assad di Damaskus mendapat dukungan Iran yang dikenal memiliki hubungan dekat dan strategis.

''Pemerintah Assad juga didukung mitranya Lebanon. Hal itu diasumsikan sebagai isu sektarian,'' kata Abdullah. “Sayangnya kita tidak banyak tahu apa sebenarnya akar konflik itu.”

Sementara, pihak oposisi berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda dan masing-masing berjuang sendiri-sendiri. Tidak ada koordinasi satu dengan lainnya. 

Beberapa dari mereka ada yang berasal dari kelompok sekuler, kelompok liberalis, dan Islam. ''Ini sebenarnya merupakan titik kelemahan dari semua kelompok tersebut,'' papar salah satu penanda tangan Deklarasi Bandung untuk Pembebasan Alquds pada 2012 lalu itu.

sumber : www.mirajnews.com
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement