Ahad 16 Jun 2013 01:43 WIB

Pendiri Megaupload Menolak Ekstradisi AS

Red:
King Dotcom
King Dotcom

WELLINGTON -- Pendiri Megaupload Kim Dotcom menuduh Perdana Menteri Selandia Baru telah dibujuk eksekutif film Hollywood agar membantu mengekstradisi Dotcom ke Amerika Serikat.

Mantan hacker kelahiran Jerman itu sedang melawan ekstradisi ke Amerika Serikat atas tuduhan pelanggaran hak cipta, cuci uang dan penipuan.

Dalam wawancaranya dengan ABC, Dotcom bercerita mengenai razia polisi di rumah mewahnya pada bulan Januari dan penyitaan aset serta dokumen-dokumen miliknya.

Sejak itu, pihak berwajib telah diperintahkan untuk mengembalikan data yang disita, termasuk rekaman CCTV razia tersebut, yang diunduh Dotcom ke internet pada hari Kamis.

Polisi AS menuduh situs berbagi file milik Dotcom telah menghasilkan 175 juta dolar AS keuntungan bersih dan merugikan pemilik hak cipta lebih dari 500 juta dolar AS dengan menyediakan konten bajakan secara gratis.

Tapi ia mengatakan ia telah ditargetkan oleh industri film karena ia dianggap sebagai ancaman.

"Megaupload tidak bertanggung jawab atas masalah bajakan," katanya.

"Ini disebabkan oleh model bisnis Hollywood yang kuno, dan mereka ingin mempertahankan model ini."

Dotcom mengklaim telah ditahan di Selendia Baru sejak AS memulai prosedur ekstradisinya 18 bulan lalu. "[Para Eksekutif Warner Brothers] datang ke sini dan mengatakan kepada [Perdana Menteri Selandia Baru John Key] - 'Orang-orang Megaupload ini benar-benar membuat kami pusing. Pendirinya, seperti yang Anda ketahui, berencana pindah ke Selandia Baru. Bisakah Anda bantu kami?' Dan ia mau," kata Dotcom.

"Mereka datang ke Selandia Baru untuk bernegosiasi dengan John Key mengenai shooting film The Hobbit disini."

Dotcom mengatakan situsnya menjadi "tawaran" negosiasi para eksekutif itu.

"Jadi sebelum mereka melakukan shooting film tersebut, mereka punya rencana bisnis yang mereka kirimkan kepada pemilik lisensi mereka. Mereka berhasil mengumpulkan dana untuk film baru sebelum shooting dimulai," katanya.

"Ini adalah model bisnis dengan sebuah lisensi untuk mencetak uang. Tentunya mereka tidak mau melepaskan itu. Karenanya saya berada di situasi ini."

Dotcom juga mengatakan pengawasan Amerika Serikat dengan menggunakan mata-mata berada pada skala yang sangat mengejutkan, dan telah menjadikan situsnya sebagai sasaran.

Tidak seperti produk sebelumnya, situs Dotcom yang baru, Mega, menawarkan enskripsi pengamanan, yang katanya melindungi identitas dan data setiap penggunanya.

"Semakin banyak orang yang sekarang sadar bahwa pemerintah Amerika Serikat menyimpan data mereka," kata Dotcom.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement