REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Oposisi penting Koalisi Nasional Suriah mendesak presiden terpilih Iran Hassan Rohani pada Sabtu untuk meninjau dukungan negaranya kepada rezim Suriah.
"Koalisi percaya bahwa itu adalah tugasnya untuk mengimbau presiden baru Iran untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan oleh pemimpin Iran sebelumnya," kata kelompok itu, mengacu pada dukungan setia Teheran kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad.
"Selama lebih dari dua tahun revolusi Suriah, pemerintah Iran telah bersikap melawan aspirasi rakyat Suriah dengan terus mendukung rezim kriminal Bashar secara politik, militer dan ekonomi," kata Koalisi.
Pernyataan itu mendesak Rohani untuk melakukan "sikap reformasi Iran ... sebelum terlalu terlambat," dan menambahkan bahwa "kehendak rakyat Suriah tak terkalahkan dan tidak akan gagal karena intervensi dari luar."
Iran adalah sekutu lama rezim Suriah dan telah mendukung pihak pemerintah Bashar yang diperangi karena menangani pemberontakan dengan skala penuh yang dimulai dengan protes damai pada Maret 2011.
Teheran mengatakan, pihaknya menginginkan solusi politik untuk konflik itu, tetapi oposisi menuduh pihaknya memasok rezim dengan senjata serta menopangnya secara finansial.
Meskipun dirinya menderita efek sanksi internasional dari penargetan program pengayaan uranium, Iran telah memberikan kepada Suriah miliaran dolar dalam pinjaman untuk membantu dampak boikot internasional.
Para gerilyawan dari Lebanon Syiah, Hizbullah, yang bersekutu erat dengan Teheran, juga telah melakukan perjalanan ke Suriah untuk membantu memerangi pemberontakan.