REPUBLIKA.CO.ID,PARIS -- Enam mahasiswa Cina diserang orang tak di kenal di kawasan Bordeaux, Prancis, Sabtu dini hari (15/6) waktu setempat.
Kabar serangan ini sontak membuat para pengguna internet di Cina mengecam keras. Kementerian Dalam Negeri Prancis menyebut serangan di kawasan penghasil anggur tersebut sebagai kekerasan terhadap orang asing. Ahad (16/6) jejaring sosial di Cina ramai membahas serangan terhadap mahasiswa itu. "Betapa berbahayanya Prancis! Kita perlu berhati-hati pergi ke sana, dan perlu menghindari perjalanan ke sana sebisa mungkin. Kita seharusnya berkunjung ke negara-negara lebih baik," kata seorang pengguna media sosial seperti dikutip BBC.
Seorang blogger mengatakan reputasi Prancis sudah "rusak". "Betapa berbahayanya Prancis! Kita perlu berhati-hati pergi ke sana, dan perlu menghindari perjalanan ke sana sebisa mungkin. Kita seharusnya berkunjung ke negara-negara lebih baik."
Dua dari tiga orang yang diduga sebagai pelaku telah ditangkap pihak berwenang. Salah seorang korban serangan mengalami luka parah di bagian wajah setelah terkena botol yang dilemparkan oleh pelaku. Salah seorang mahasiswa yang diserang di desa Hostens, kawasan Bordeaux, diketahui sebagai putri seorang mantan pejabat tinggi pemerintah Cina.
Mereka berada di Prancis selama satu tahun untuk menempuh studi tentang anggur dan pembuatannya. Para wartawan melaporkan sebagian warga di kawasan penghasil anggur Bordeaux tidak suka terhadap kalangan investor Cina yang telah membeli berbagai perkebunan anggur setempat.
Serangan terhadap mahasiswa juga pernah terjadi awal bulan Juni. Seorang mahasiswa Prancis yang disebut sebagai aktivis kiri mengalami mati otak setelah diserang oleh kelompok ekstrem kanan.