REPUBLIKA.CO.ID, KOTA GAZA -- Mesir telah memperketat pengamanan di sepanjang perbatasannya dengan Jalur Gaza, yang mempengaruhi pasokan bahan bakar dan barang lain yang diselundupkan melalui terowongan bawah tanah ke Jalur Gaza, kata beberapa pejabat Palestina, Ahad (17/6).
Seorang personel keamanan Palestina, yang tak ingin disebutkan jati dirinya, mengatakan Pemerintah Mesir memperketat keamanan sebelum protes mendatang terhadap Presiden Mesir Mohammed Mursi pada 30 Juni.
Perwira itu menambahkan penutupan terowongan tersebut tampaknya berkaitan dengan rencana Mesir untuk memulihkan ketenangan di Semenanjung Sinai, yang rapuh.
Jalur Gaza bergantung atas penyelundupan untuk memperoleh pasokan kebutuhan dasar dan bahan bakar lebih murah di tengah blokade ketat Israel. Sebanyak 40 persen kebutuhan warga daerah kantung pantai tersebut datang melalui terowongan bawah tanah, kata banyak pengulas sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau di Jakarta, Ahad (16/6) malam.
Saat terowongan ditutup, kekurangan bahan bakar bensin dan diesel terlihat nyata di Jalur Gaza, tempat antrian panjang kendaraan mengular di luar beberapa stasiun pompa bensin sementara harga semen dan besi naik sedikit.
Mohammed Al-Abadla, yang mengatur stasiun pompa bensin di Jalur Gaza, mengatakan terowongan tersebut sekarang hanya mengirim separuh jumlah bahan bakar dibandingkan dengan sebelumnya. "Untuk meredakan krisis, kami membagikan bahan bakar dalam jumlah terbatas yang sama untuk semua stasiun pompa bensin. Namun kami tak bisa bertahan lama jika kondisi tetap seperti ini," ia memperingatkan.
Jalur Gaza memerlukan 700.000 liter bahan bakar setiap hari, kata Al-Abadla.