Senin 17 Jun 2013 18:42 WIB

Penipuan Online Merebak di Australia

Red:
Penipuan lewat Online
Penipuan lewat Online

CANBERRA --Berapa jumlah kerugian yang dialami warga Australia saat penipuan online merebak? Menurut angka yang dirilis badan konsumen Australia, ACCC, orang Australia dirugikan lebih dari 93 juta dolar AUS melalui penipuan dunia maya tahun lalu. ACCC memperingatkan bahwa angka tersebut mungkin baru "puncak gunung es".

Laporan Targeting Scams dari The Australian Competition and Consumer Commission ACCC menunjukkan kenaikan 65 persen dalam penipuan shopping online. Kebanyakan korban penipuan dirugikan antara 100 dolar dan 500 dolar AUS.  ACCC khawatir, banyak kejahatan tidak dilaporkan karena orang tidak menyadari bahwa mereka telah ditipu atau malu untuk melaporkannya.

Deputi Ketua ACCC Delia Rickard mengatakan, bentuk penipuan yang paling umum adalah advanced fee, yang menawarkan uang dengan syarat membayar terlebih dahulu. "Anda mungkin tiba-tiba menerima email yang mengatakan, anda mendapat warisan $1 juta dolar dari seorang tante di Amerika Serikat, tapi anda harus membayar uang  untuk mencairkannya," kata Delia Rickard kepada ABC.

Rickard mengatakan, meskipun itu bukan bentuk penipuan baru, para pelaku kriminal di balik aksi tersebut semakin pintar dan mampu meyakinkan orang untuk menyerahkan uang.

Ia mengatakan banyak orang tidak tahu bahwa mereka ditipu dan baru sadar ketika sudah terlambat.

Kata Rickard, para penipu memanfaatkan teknologi baru untuk menjerat konsumen dan masalahnya mungkin jauh lebih besar dari jumlah kasus yang dilaporkan.
 
Paul Greenberg, ketua National Online Retailers Association, mengatakan, para retailer seringkali menjadi korban terlupakan dari penipuan online. "Beberapa retailer besar mengalami kerugian hingga 1 juta dolar AUS setahun dalam bentuk 'charge back', dalam apa yang diistilahkan penipuan transaksi 'card not present'," katanya.  "Kalau kartu kredit seseorang disalah gunakan, kartu itu digunakan oleh seorang penipu untuk berbelanja barang-barang melalui internet, lalu barang-barang itu dikirim oleh retailer kepada si penipu, maka barang-barang itu pada dasarnya hilang."

Laporan ACCC itu dikeluarkan dalam rangka National Consumer Fraud Week.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement