REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Presiden baru Iran akan menemukan mitra di Amerika Serikat jika mengemukakan dengan jujur kegiatan nuklir Republik Islam itu. Hal itu disampaikan pejabat tinggi Gedung Putih pada Ahad.
Ulama moderat Hassan Rowhani terpilih menjadi presiden pada Jumat (14/6) mengakhiri delapan tahun kepemimpinan konservatif, yang ditandai dengan ketegangan dengan Barat atas upaya nuklir Teheran.
"Jika dia tertarik .. memperbaiki hubungan Iran dengan negara-negara yang lain, ada kesempatan untuk melakukan itu," kata Kepala Staff Gedung Putih Denis McDonough dalam acara "Face the Nation" CBS News.
"Jika dia memegang komitmennya berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB untuk menjelaskan dengan jujur program nuklir terlarang ini, ia akan menemukan mitra di antara kami, dan akan ada kesempatan untuk itu. "
Amerika Serikat, Israel dan pihak Barat menuding program nuklir Iran bertujuan mengembangkan senjata. Sementara Iran berulang kali menegaskan nuklir digunakan untuk tujuan damai misal untuk menghasilkan energi dan mengembangkan isotop medis.
McDonough mengatakan,"Ada kesempatan besar bagi Iran, dan orang-orang di negara itu, untuk memiliki masa depan yang mereka akan, saya pikir, bila itu benar yang diinginkan. "
Pada Sabtu, Gedung Putih mengatakan mereka siap untuk menggandeng Iran "secara langsung" terkait program nuklirnya untuk mencapai "solusi diplomatik yang bakal sepenuhnya mengatasi kekhawatiran masyarakat internasional. "