REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki-moon akan melakukan pembicaraan dengan para pemimpin hina di Beijing, Selasa (18/6). Agendanya berupa pembahasan utama mengenai Korea Utara dan Suriah. Ban dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Xi Jinping dan pemimpin top lainnya selama tiga hari tinggal di Beijing.
"Dia akan bertemu presiden, perdana menteri, pejabat senior. Dia akan mengunjungi akademi penjaga perdamaian di sana," kata wakil juru bicara PBB Eduardo del Buey.
Juru bicara itu menolak untuk mengungkapkan topik yang akan dibahas Ban. Namun para diplomat mengatakan, bagaimana pun, konflik Suriah yang memburuk dan Korea Utara harus dalam daftar teratas Ban di Beijing.
"Ban telah mengambil garis keras terhadap Suriah, di mana Cina telah memihak Rusia. Tetapi Korea Utara juga merupakan masalah yang mendesak bagi semua orang," kata seorang diplomat Dewan Keamanan PBB yang berbicara tak bersedia disebut namanya.
Cina telah berpihak dengan Rusia tiga kali dalam menggunakan hak veto terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB yang diusulkan Barat, yang akan meningkatkan tekanan pada Presiden Suriah Bashar al-Assad.
PBB telah berbicara menentang perlakuan Cina terhadap pengungsi Korea Utara. Tetapi program nuklir Korea Utara juga menjadi perhatian utama PBB. Ban mencatat tawaran Korea Utara untuk mengadakan pembicaraan dengan rivalnya Amerika Serikat.
"Dia telah secara konsisten menyatakan bahwa para pihak harus menyelesaikan perbedaan mereka melalui dialog dan dialog apa pun menjadi berarti, harus tegas berlabuh di tujuan bersama denuklirisasi dan diverifikasi atas Semenanjung Korea," tambah juru bicara itu.