REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Kabut asap akibat kebakaran hutan Indonesia di Singapura dan Malaysia mencapai tingkat terparah dalam 16 tahun terakhir. Pemerintah setempat mengeluarkan peringatan kesehatan.
Indeks Standard Polutan (PSI) mencapai 155 pada Senin malam waktu setempat, jauh di atas batas sehat 100. Tingkat itu merupakan yang tertinggi sejak 1997.
Pemerintah setempat memperingatkan warga untuk menghindari aktivitas fisik di luar ruangan. Orang yang rentan penyakit juga harus tinggal di dalam rumah. Kabut asap diperkirakan akan berlangsung selama beberapa hari ke depan.
Di Singapura, pandangan terhalang kabut dan bau kayu bakar tercium di kota. Beberapa negara bagian Malaysia juga mengalami hal serupa. Kualitas udara mencapai tingkat tidak sehat.
Dalam sebuah pernyataan, Badan Lingkungan Nasional Singapura mengatakan angin membawa asap dari kebakaran di Sumatera, Indonesia.
"Kami mendesak pihak berwenang Indonesia untuk melakukan langkah-langkah mengurangi asap lintas batas," ujar pernyataan itu dilansir BBC.
Menteri Lingkungan Singapura, Vivian Balakrishnan menyalahkan kepentingan komersial Indonesia yang membakar hutan menimbulkan masalah lingkungan. Namun, pejabat Indonesia mengatakan investor Singapura dan Malaysia bertanggung jawab atas kebakaran.
"Teknik membakar lahan digunakan sebagai metode pembukaan lahan termurah dan tidak hanya digunakan petani lokal, tetapi juga karyawan investor kelapa sawit termasuk perusahaan Singapura dan Malaysia," ujar seorang pejabat di Kementrian Kehutanan Indonesia, Hadi Daryanto.
Dia mengharapkan pemerintah Malaysia dan Singapura akan memberitahu investor untuk mengadopsi langkah-langkah yang tepat. Sehingga, mereka dapat memecahkan masalah bersama. Otoritas Indonesia mengatakan telah mengerahkan petugas pemadam kebakaran untuk mengatasi kebakahran lahan.