Selasa 18 Jun 2013 16:04 WIB

Streisand Kecam Sikap Yahudi Ortodoks Rendahkan Perempuan

Barbra Streisand
Foto: REUTERS
Barbra Streisand

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Artis Barbra Streisand pada Senin mengecam Yahudi Ortodoks di Israel atas sikap mereka yang memaksa perempuan untuk duduk di bagian belakang di bus-bus dan menyerang mereka atas upacara tradisional yang mengutamakan laki-laki.

"Sungguh menyedihkan membaca tentang perempuan di Israel yang dipaksa untuk duduk di belakang di bus atau melempar kursi besi pada perempuan yang berniat sembahyang secara sah dan damai. Perempuan juga dilarang menyanyi dalam upacara-upacara umum," katanya.

Aktris dan penyanyi pemenang piala Oscar dan Emmy yang juga keturunan Yahudi itu mengemukakan pendapatnya dalam upacara di Universitas Hebrew di Yerusalem yang memberinya anugerah Doktor Kehormatan.

Sistem bus umum di Israel dioperasikan dengan pemisahan bangku untuk laki-laki dan perempuan oleh para rabi ultra-ortodoks yang sudah lama memegang kekuasaan politik di negara Yahudi.

Sejumlah pemuka agama itu bahkan berupaya melawan kelompok perempuan yang sedang mencari kemerdekaan untuk berdoa di Tembok Ratapan, salah satu tempat tersuci dalam agama mereka.

Kaum perempuan yang mengenakan kerudung dan membaca doa-doa dari kitab suci Yahudi dinilai melakukan tindakan menentang tradisi. Mereka menyatakan bahwa hanya laki-laki yang diperkenankan melakukan doa tersebut.

Streisand membintangi film "Yentl" tahun 1983 yang mengupas tentang kerinduan kaum perempuan Yahudi untuk mendapat kesetaraan dalam agama dan beribadah dengan kaum laki-laki. Aktris kelahiran Brooklyn 71 tahun lalu itu juga menganjurkan pencapaian kesetaraan gender secara penuh.

"Saya sadar bahwa jalan keluarnya tidak mudah dan mereka tidak tinggal di Amerika Serikat dimana perempuan memberi andil yang besar dalam segala langkah yang dilakukan pria," ujarnya.

Dalam kunjungan ke Israel, Streisand juga akan menyanyi untuk merayakan hari jadi ke 90 Presiden Shimon Peres dan menggelar pertunjukkan dalam dua konser di Tel Aviv.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement