REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Bom bunuh diri yang meledak hampir bersamaan membunuh 31 orang yang baru saja shalat di pusat keagamaan Muslim Syiah di Baghdad, Irak, Selasa (18/6) siang.
Kantor berita AFP melaporkan, beberapa mahasiswa dari universitas di sekitar lokasi kejadian termasuk di antara korban tewas atau cedera. Serangan-serangan tersebut terjadi di tengah-tengah peningkatan kekerasan di seluruh Irak.
Mei merupakan bulan dengan kematian tertinggi di negeri itu sejak 2008. Sejauh ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Tetapi para militan Sunni yang terkait dengan Alqaeda sering melakukan serangan bunuh diri dan menyasar warga Syiah.
Serangan-serangan pada Selasa terjadi di Habib Ibnu al-Mudhaher Hesseiniyah atau aula warga Syiah, di utara Baghdad. Aula itu terletak dekat Universitas Imam al-Saddiq, perguruan tinggi pendidikan milik swasta.
Banyak korban meninggal adalah mahasiswa universitas yang sedang beristirahat setelah mengikuti ujian untuk shalat. Sejumlah saksi mata dan pejabat mengatakan para penyerang, yang berseragam, mulai menembak penjaga gedung. Diikuti oleh penyerang pertama yang meledakkan diri di pintu masuk aula itu.
Penyerang kedua memanfaatkan suasana kacau dan lari ke arah kerumunan sebelum meledakkan diri dengan bahan peledak yang dibawa di dalam aula tersebut.
Di tempat terpisah di Baghdad dan sebelah utara ibu kota itu di Provinsi Salaheddin ledakan-ledakan bom membunuh dua orang dan melukai enam lainnya.