REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Badan PBB Untuk Pengungsi mengumumkan 42,5 juta penduduk dunia mengungsi dari rumah dan tanah mereka sendiri. Jumlah pengungsi yang mencapai puluhan juta ini diakui sebagai yang tertinggi selama 19 tahun terakhir.
Penyebab utama pengungsian besar-besaran ini adalah perang yang terjadi di Suriah, Afghanistan dan negara-negara lain. Badan PBB untuk Pengungsi (UNHCR), dikutip dari Al Jazeera, juga merilis angka tahunan pengungsian yang terjadi di 2012.
Berdasarkan data tersebut 1,1 juta orang dilaporkan melarikan diri dari perbatasan negara sementara 6,5 juta orang mengungsi di dalam tanah air mereka. Artinya di 2012 terdapat 7,6 juta penduduk keluar dari tanah mereka sendiri.
Komisaris UNHCR, Antonio Guterres mengatakan jumlah pengungsi yang begitu banyak menandakan setiap 4,1 detik satu orang warga dunia keluar dari rumah mereka. ''Jadi setiap anda berkedip, orang lain terpaksa mengungsi,'' ucap dia, Rabu (19/6).
Mengacu laporan tersebut, dari 42,5 juta orang, 28,8 juta adalah warga terlantar, 15,4 pengungsi yang melintasi batas negara dan sisanya 937 ribu jiwa pencari suaka. Guterres mengatakan perang adalah alasan utama tingginya angka pengungsian.
Karena lima puluh persen pengungsi berasal dari perang di Afghanistan, Somalia, Irak, Sudan dan Suriah. Secara keseluruhan konflik Afhganistan adalah penyumbang terbesar pengungsi, posisi yang digenggam selama 32 tahun terakhir. Karena satu diantara empat pengungsi adalah warga Afghanistan.
UNHCR pun mengingatkan jika perang terus berkecamuk di Suriah, bukan tak mungkin di akhir 2013 pengungsi di Suriah bisa mencapai 3,5 juta jiwa. Rata-rata mereka membanjiri negara tetangga seperti Libanon, Yordania, Turki dan Irak.
Sementara ada kekhawatiran jumlah pengungsi di dalam negeri yang saat ini 4,25 juta jiwa juga akan terangkat. Ia pun meminta seluruh pihak bahu-membahu mengatasi krisis di Suriah.