Kamis 20 Jun 2013 08:29 WIB

Obama Tetap Ngotot dan Membela Program Pengintaian

Presiden AS Barack Obama (kiri) dan Kaselir Jerman Angela Merkel dalam konferensi pers bersama di Berlin, Jerman, Rabu (
Foto: AP
Presiden AS Barack Obama (kiri) dan Kaselir Jerman Angela Merkel dalam konferensi pers bersama di Berlin, Jerman, Rabu (

REPUBLIKA.CO.ID,Di Berlin, Rabu (19/6), Presiden AS Barack Obama berusaha meyakinkan Kanselir Jerman Angela Merkel dan rakyat Jerman – serta Amerika – mengenai pentingnya program pengintaian itu.

Ngototnya Obama untuk membela berbagai kegiatan pengintaian oleh pemerintah Amerika karena menurutnya telah menyelamatkan banyak jiwa di seluruh dunia.

Dalam jumpa pers bersama dengan kanselir Jerman Angela Merkel hari Rabu (19/6), Presiden Obama mengatakan program pengintaian internet, yang disebut PRISM, telah efektif dan pada saat bersamaan program yang disetujui pengadilan itu juga memiliki batasan-batasan sehingga tidak melanggar privasi.

“Ini bukan situasi di mana kami mengecek setiap email biasa warga negara Jerman atau Amerika atau Perancis atau siapapun. Ini bukan situasi dimana kami masuk Internet dan mengecek apapun yang kami inginkan,” kata Obama.

Presiden Obama mengatakan pelaksanaan secara hati-hati program pengintaian tersebut telah menggagalkan setidaknya 50 ancaman serangan teror di Amerika dan negara-negara lain, termasuk Jerman.

Obama dan Kanselir Merkel membahas isu itu dan bermacam hal lainnya dalam pertemuan mereka pada pagi hari. Merkel mengatakan percakapan itu “membawa kemajuan bagi mereka” menuju pemahaman yang lebih luas tentang program pengintaian dan hasilnya. Tetapi ia mengatakan terus dibahas “isu-isu tentang keseimbangan dan proporsionalitas.”

Sebagian pihak di Jerman menyatakan kekhawatiran program PRISM mengingatkan mereka akan pengintaian oleh dinas intelijen Stasi pada masa komunis di Jerman Timur.

Obama juga menanggapi kemarahan Presiden Afghanistan Hamid Karzai yang mengatakan akan menangguhkan perundingan dengan Amerika untuk mempertahankan sejumlah tentara Amerika di Afghanistan lewat dari tahun depan. Hal itu dikemukakan sehari setelah Amerika mengumumkan akan memulai pembicaraan dengan Taliban hari Kamis.

Presiden Obama mengatakan kepada para wartawan ia tidak pernah memperkirakan proses perdamaian di Afghanistan akan mudah. “Kami sudah mengantisipasi sejak awal bahwa akan ada beberapa isu pertikaian sebelum hal ini bisa berjalan. Ini tidak mengejutkan. Seperti yang saya katakan, mereka sudah bertempur untuk waktu yang sangat lama,” tambah Obama.

sumber : VOA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement