REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING, CINA -- Cina pada Kamis (20/6) menolak laporan pemerintah Amerika Serikat yang mengkritisi Beijing karena telah gagal dalam memberantas kejahatan perdagangan manusia. Menurut Cina laporan tersebut sewenang-wenang.
"Kami meyakini bahwa Amerika Serikat harus mengambil pandangan objektif dan seimbang mengenai langkah Cina (dalam melawan perdagangan manusia) dan berhenti membuat tuduhan sepihak atau 'sewenang-wenang' tentang Cina," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Hua Chunying pada pertemuan rutin.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri AS pada Rabu menurunkan Cina, Rusia dan Uzbekistan ke dalam peringkat bawah tabel laporan kejahatan perdagangan manusia.
Tiga negara itu selama bertahun-tahun terus diawasi oleh AS, dimana telah diberikan keringanan setelah adanya janji untuk menyelesaikan masalah perdagangan manusia dengan lebih baik.
Laporan mengemukakan bahwa perdagangan manusia ditemukan di internal populasi migran Cina dan kerja paksa masih menjadi masalah, termasuk di industri tambang dan pabrik batu bara.
Anggota Kongres Chris Smith, yang telah menyusun undang-undang pokok tentang perdagangan, mengatakan Cina telah menjadi "pusat perdagangan seks dan buruh dunia".
"Wanita dan gadis muda telah -- dan kini menjadi -- komoditi dan dipaksa masuk ke prostitusi," kata dia dalam sebuah pernyataan.
Presiden AS Barack Obama akan menentukan apakah akan memberlakukan sanksi atau tidak terhadap tiga negara tersebut pada September mendatang.
AS memperkirakan sebanyak 27 juta orang masih diperbudak di seluruh dunia.