REPUBLIKA.CO.ID, MONROVEIA -- Liberia mengirim sekitar 50 prajurit ke Mali, Kamis (20/6), untuk bergabung dengan pasukan penjaga perdamaian PBB.
Seperti dilansir Reuters, Kamis (20/6), pengiriman ini merupakan yang pertama yang dilakukan negara Afrika Barat itu sejak berakhirnya perang saudara 14 tahun satu dasawarsa lalu.
Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf, pemenang bersama Hadiah Nobel Perdamaian 2011, mendesak pasukan negaranya bertindak profesional dan disiplin selama misi mereka.
"Kalian kebanggaan Liberia," kata Sirleaf kepada pasukan tersebut pada upacara di ibu kota negara itu, Monrovia.
Pengiriman pasukan itu merupakan yang kedua dalam sejarah Liberia setelah mereka mengirim prajurit penjaga perdamaian ke Republik Demokratis Kongo pada 1960-an.
Misi di Mali itu merupakan yang pertama sejak Liberia membangun kembali pasukannya dari awal setelah perang saudara, yang mencakup penggunaan prajurit anak dan pelanggaran hak asasi manusia.
"Kami pergi ke Mali untuk membantu teman-teman kami. Mereka membantu kami selama perang kami. Jika kami berada dalam posisi untuk membantu, maka kami akan melakukannya," kata Emmanuel Minarth, seorang perwira dalam pasukan yang diberangkatkan ke Mali itu.