Jumat 21 Jun 2013 21:45 WIB

Australia Tutup Mulut Soal Program Pengawasan Amerika

Red:
Menteri Luar Negeri Australia Bob Carr
Menteri Luar Negeri Australia Bob Carr

CANBERRA --Program pengawasan yang dilakukan pemerintah Amerika Serikat terhadap pengguna telpon dan internet ditanggapi dingin oleh Pemerintah Australia.

Australia malah menolak menegaskan apakah alamat email resmi atau tidak resmi dan metadata anggota-anggota Parlemen Federal juga dimata-matai oleh program pengintaian elektronik Amerika yang dikenal sebagai PRISM.

Ketika ditanya Senator independen Nick Xenophon, Menteri Luar Negeri Bob Carr hanya mengatakan "Australia mempunyai suatu kerangka hukum yang kuat untuk melindungi warga Australia."

Metadata dan komunikasi elektronik telah menjadi masalah politik yang seru selama beberapa pekan terakhir sejak terungkapnya program PRISM dari pemerintah Amerika Serikat. Pembocoran oleh mantan karyawan intelijens Amerika, Edward Snowden, mengungkapkan National Security Agency (NSA) Amerika Serikat telah menggunakan banyak data internet dan email perusahaan-perusahaan telekom dan teknologi.

Kini muncul pertanyaan apakah Defence Signals Directorate (DSD) Australia yang setara dengan NSA Amerika Serikat mempunyai wewenang serupa untuk mengakses komunikasi yang dikirim melalui perusahaan-perusahaan teknologi Australia dan berapa banyak informasi yang diberikan kepada pihak Amerika.

Australia adalah bagian penting dari apa yang dikenal sebagai five eyes intelligence network, suatu jaringan yang menghubungkan upaya pengumpulan informasi intelijen Amerika Serikat, Inggris, Australia, Selandia Baru dan Kanada.

Clinton Fernandes, dosen Defence Force Academy yang pernah beberapa tahun bekerja untuk intelijen pertahanan, mengatakan informasi itu kemungkinan besar digunakan bersama.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement