REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JAINERO---Diperkirakan satu juta orang turun ke jalan-jalan di seluruh Brasil, Kamis (20/6), Mereka memprotes sikap pemerintah yang membubarkan paksa demonstrasi besar yang terjadi beberapa hari belakangan.
Mereka menyuarakan ketidakpuasan atas pembatalan kenaikan tarif transportasi dan janji perbaikan layanan publik oleh pemerintah. Demonstran membanjiri jalan-jalan di dua kota yang sedang menggelar pertandingan Piala Konfederasi, di Manaus dan Florianopolis.
Aksi demonstrasi rencananya akan digelar di lebih dari 100 kota di Brasil, seperti yang dilansir BBC. Situasi itu membuat kantor pemerintah, bank dan pertokoan di Rio de Jainero memilih tutup.
Semula demonstrasi di beberaka kota berlangsung damai, namun kemudian berakhir ricuh seiring bertambahnya jumlah peserta unjuk rasa. Di Rio, polisi mencoba memecah kerumunan masa ke beberapa area. 300 ribu orang diperkirakan mengikuti demonstrasi itu.
Walikota Sao Paulo, Fernando Haddad, Kamis (20/6) pagi telah mengumkan penundaan kenaikan tarif sarana transportasi publik. Ia juga mengatakan pemerintah terpaksa mengurangi investasi di beberapa sektor guna mewujudkan keinginan warga.
'20 sen hanya permulaan' tertera pada spanduk yang menujukkan ketidakpuasan demonstran atas pemotongan tarif bus. Demonstran menginginkan bus umum digratiskan bagi warga. Polisi mengatakan sekitar 110 orang turun di jalan utama di pusat Kota Sao Paulo.
Di Ibukota Brasilia, puluhan ribu pengunjuk rasa tumpah ruah di sekitar gedung Kongres dan Pengadilan Tinggi. Sekitar 80 demonstran bahkan sempat berusaha membakar gedung Menteri Luar Negeri menggunakan bom molotov.
Di Ribeirao Preto, dekat Sao Paulo, demonstran berusia 20 tahun tewas setelah sebuah jip menghantam masa yang berunjuk rasa. Pengendara jip mengaku kesal karena ia tak bisa melintasi jalan yang diblokir pengunjuk rasa.
Surat kabar di Brasilia melaporkan ratusan orang terluka akibat demonstrasi yang berujung rusuh. Televisi di Rio juga melaporkan 40 korban luka-luka akibat peluru karet dan gas air mata yang dilepaskan polisi.
CNN melansir, Menteri Hukum Brasil, Selasa (18/6), mengatakan akan menurunkan tentara, polisi huru-hara, dan pemadam kebakaran guna meredam aksi masa.
Gelombang protes yang belum juga berhenti, memaksa Presiden Dilma Rousseff membatalkan perjalanannya ke Jepang, pekan depan. Rousseff juga berencana menggerlar pertemuan darurat Jumat (21/6).
Rousseff hampir tak pernah tampil dihadapan publik selama sepekan berlangsungnya protes. Ia hanya sekali memberi pernyataan berupa permintaan agar warga melakukan protes dengan damai.
Dalam gelombang unjuk rasa di pekan ke dua ini, para pengunjuk rasa menuntut penurunan tarif pajak, penekanan laju inflasi, pemberantasan korupsi, perbaikan infrastruktur dan layanan publik seperti sekolah dan rumah sakit. Mereka juga menuntut penghentian kekerasan oleh polisi.
Demonstran juga menyayangkan penghamburan anggaran negara sebesar lebih dari 26 miliar dolar AS untuk pembiayaan Piala Dunia 2014 dan Olimpiade 2016. Dua acara yang akan menaikkan Brasil ke level negara moderen dan maju.
Sebuah spanduk bertuliskan 'This is Fair Play', slogan termahsyur milik FIFA, dibawa demonstran saat berunjuk rasa. Sepp Bletter, Presiden FIFA, sempat meminta para demostran untuk tidak mengaitkan sepak bola dalam aksi dilakukan. ''FIFA tidak memaksa Brasil menggelar Piala Dunia,'' kata Blatter.