Sabtu 22 Jun 2013 07:29 WIB

Begini Kecemasan PM Singapura pada Asap dari Indonesia

 Wisatawan memakai masker saat berwisata melihat Marina Bay Sands Casino dan Supertree grove yang terselubung kabut asap di Singapura, Kamis (20/6).   (AP/Joseph Nair)
Wisatawan memakai masker saat berwisata melihat Marina Bay Sands Casino dan Supertree grove yang terselubung kabut asap di Singapura, Kamis (20/6). (AP/Joseph Nair)

REPUBLIKA.CO.ID, PM Singapura Lee Hsien Loong khawatir asap kebakaran hutan itu bisa bertahan sampai akhir musim kemarau di Sumatera bulan September atau Oktober. Perdana Menteri Singapura mengatakan polusi udara yang parah akibat kebakaran hutan di Indonesia mungkin akan terus mencekik negara kota itu berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan lagi.

Lee Hsien Loong mengatakan asap itu yang mulai melanda Singapura hari Senin bisa terus-terusan sampai akhir musim kemarau di Sumatera bulan September atau Oktober. Indeks standar polusi udara di Singapura membubung ke angka tertinggi 371 Kamis sore, melebihi rekor tertinggi sebelumnya tahun 1997 seperti dilansir situs voa.

Sebagian warga mengenakan masker sewaktu mereka berjalan pulang-pergi ke tempat kerja, tetapi banyak toko kehabisan masker, sehingga banyak orang hanya menutup mulut dengan sapu tangan atau kertas tisu.

Bau kayu yang terbakar begitu kuat sehingga menembus sistim kereta bawah tanah di kota itu. Banyak warga Singapura memilih tinggal di rumah dan menggunakan media sosial untuk menyampaikan keluhan mereka tentang peran Indonesia atas asap itu.

Kepala Badan Lingkungan Hidup Nasional Singapura Andrew Tan bertemu dengan para pejabat Indonesia di Jakarta untuk membahas situasi itu. Dia mengimbau Indonesia untuk mengambil "tindakan tegas" terhadap perusahaan-perusahaan yang dicurigai membakar hutan di Sumatera sebagai cara murah untuk membuka lahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement