Ahad 23 Jun 2013 07:43 WIB

Prancis Berikan Kit Anti-Gas Sarin ke Oposisi Suriah

Laurent Fabius
Foto: AP/Hussein Malla
Laurent Fabius

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Prancis telah memberikan oposisi Suriah dengan kit pengobatan terhadap efek gas saraf sarin mematikan. Demikian kata Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius, kepada wartawan di Doha, Qatar, Sabtu.

''Prancis telah mengirimkan pengobatan yang dapat melindungi seribu orang," kata Fabius setelah pertemuan "Sahabat Suriah" di Qatar. ''Banyak kerusakan yang telah disebabkan (Presiden Suriah) Bashar al-Assad kepada rakyat Suriah.''

Amerika Serikat menuding Suriah menggunakan sarin untuk melawan kaum pemberontak. Gas sarin yang dikembangkan oleh para ilmuwan Nazi pada 1938 itu dikenal sebagai gas saraf yang mematikan.

Sarin awalnya dipahami sebagai pestisida. Sarin digunakan oleh rezim diktator Irak, Saddam Hussein, kepada ribuan warga Kurdi di sebelah utara kota Halabja pada 1988.

Pada awal bulan ini, Fabius mengatakan bahwa para ahli telah membawa sampel yang dianalisis kembali dari Suriah. Mereka menyimpulkan bahwa agen saraf yang mematikan telah digunakan beberapa kali. Inggris telah menggemakan sambutannya.

Pertemuan "Sahabat Suriah" setuju untuk menawarkan bantuan militer kepada pemberontak di negara yang sedang dilanda perang itu. Para menteri dari Inggris, Mesir, Prancis, Jerman, Italia, Yordania, Qatar, Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab dan Amerika Serikat menghadiri pembicaraan.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement