REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Amerika Serikat, Sabtu waktu setempat, mengatakan pihaknya dapat meminta Taliban menutup satu kantornya di Qatar kecuali mereka menunjukkan komitmen lebih kuat bagi rekonsiliasi di Afghanistan.
Utusan khusus AS, James Dobbins, tiba di kerajaan Teluk Persia itu. Dobbins ikut serta dalam perundingan dengan Qatar bersama dengan Menteri Luar Negeri AS John Kerry.
Tetapi, Kerry mengatakan AS belum bersedia bertemu dengan Taliban. Dia menuduh kelompok gerilyawan itu tidak menghidupkan usaha-usaha perdamaian.
"Adalah harapan kami bahwa ini dapat merupakan satu langkah penting dalam rekonsiliasi jika itu mungkin dilakukan. Kami tahu bahwa itu mungkin tidak dapat dilakukan," kata Kerry kepada wartawan di Doha.
''Jika Taliban tidak menanggapi kekhawatiran itu, kami harus mempertimbangkan apakah kantor itu harus ditutup atau tidak,'' katanya.
"Terserah kepada Taliban untuk membuat pilihan itu," katanya, menyebut satu pertikaian pekan lalu " ujian riil pertama apakah Taliban siap melaksanakan janjinya".
Pada Selasa lalu, Taliban membuka kantor di Doha dengan nama 'Emirat Islam Afghanistan' dan mengibarkan bendera Taliban.
Presiden Afghanistan, Hamid Karzai, menentang keras kantor itu yang secara simbolis mewakili satu pemerintah di pengasingan bagi Taliban.
Pemerintah Presiden AS, Barack Obama, mendukung dialog dengan Taliban saat AS sedang bersiap-siap menarik 68.000 personil pasukan tempurnya dari Afghanistan tahun depan. Penarikan pasukan itu mengakhiri perang AS yang terlama yang mendapat kecaman yang kian meningkat di dalam negeri.