REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS), pada Sabtu (22/6) waktu setempat, meminta Hong Kong segera mengekstradisi Edward Snowden. AS terus mengupayakan berbagai cara untuk memulangkan dan menuntut mantan pegawai Badan Keamanan Nasional AS (NSA) itu atas pembocoran rahasia badan intelejen negara.
Sebuah sumber mengatakan Snowden telah mencari kuasa hukum dari organisasi hak asasi manusia (HAM) sejak ia membocorkan rahasia NSA ke media. ''Jika Hong Kong tidak segera bertindak, masalah akan semakin rumit. Komitmen ketaatan Hong Kong pada hukum pun akan dipertanhakan,'' kata seorang pejabat senior AS.
Penasihat Keamanan Nasional Tom Donilon dalam tayangan di CBS News mengatakan AS punya alasan kuat untuk menghadapkan Snowden ke persidangan dan mengharap Hong Kong memenuhi perjanjian ekstradisi. Pejabat otoritas hukum AS juga terus membicarakan isu itu dengan otoritas Hong Kong. ''Proses ekstradisi mungkin akan memakan waktu bertahun-tahun, tapi kami optimis Snowden bisa dipulangkan,'' kata pejabat senior AS.
Pemerintah Hong Kong belum mengeluarkan tanggapan terkait permintaan itu. Pejabat Polisi Hong Kong Andy Tsang mengatakan Snowden hanya akan 'diproses' jika tersangkut masalah hukum di Hong Kong.
Kantor berita Xinhua melansir, Rimsky Yuen, Sekretaris Menteri Hukum Hong Kong menyatakan, ''Kami akan melakukan proses ekstradisi sesuai hukum yang berlaku di Hong Kong. Kami akan menggelar proses ini secara adil dan legal.''
South China Morning Post melaporkan Snowden tidak ditahan ataupun dilindungi kepolisian dan masih berada di Hong Kong. Surat kabar itupun ditawari lagi informasi terbaru aktifitas mata-mata AS oleh Snowden, termasuk peretasan data perusahaan telepon selular Cina serta dua universitar terkenal Cina, Universitas Tsinhua dan Universitas Cina.
Kedua universitas itu menjadi target NSA tahun ini karena keduanya termasuk tempat dengan arus internet tersibuk di Cina. ''NSA melakukan banyak hal untuk bisa meretas perusahaan telepon selular Cina agar bisa mendapatkan rekaman alur pesan singkat anda,'' kata Snowden dalam sebuah wawancara dengan South China Morning Post pada 12 Juni lalu.
Harian itu juga melaporkan pada 2009 NSA menyerang Pacnet, yang memiliki jaringan serat optik yang terbentang sepanjang 46 ribu kilometer di 13 negara dari Singapura hingga Jepang via Hong Kong dan Cina.
Dengan populasi lebih dari 1,3 miliar jiwa, Cina memiliki perusahaan telepons selular yang masif. Industri telepon selular Cina adalah yang terbesar dengan pengguna sebanyak 735 juta orang. Dua perusaahan telekomunikasi besar di Cina, China Unicom dan China Telecom, masing-masing melayani 285 juta dan 172 juta pengguna.
Hampir sebulan ini Snowden sudah beberapa kali membocorkan informasi rahasia NSA. Yang pertama adalah Prism, program pengumpulan data internet seperti surat, percakapan dan video elektronik, termasuk melalui Google dan Facebook. Ia juga membocorkan Program Pengintaian Intelejen Asing untuk mengumpulkan metadata yang memungkinkan NSA merekan percakapan telepon.
Pemerintah AS menuntut Snowden atas pencurian properti negara, komunikasi tanpa izin infromasi pertahanan nasional, serta publikasi informasi intelejen kepada pihak yang tidak berhak. Dua tuntutan terakhir termasuk dalam udang-undang Aksi Spionase AS dengan hukuman 10 tahun penjara.