REPUBLIKA.CO.ID, Pendukung Presiden Muhammad Mursi dari golongan Ikhwanul Muslimin kembali terlibat kericuhan dengan kelompok anti-Mursi dari Oposisi Pemerintah Mesir. Aksi protes terhadap pemerintahan Mursi kembali meletus di Distrik Mahalla, Sabtu (22/6).
Akibat bentrokan tersebut, dua dari pihak Ikhwanul Muslimin dikabarkan tertembak. Pria yang tertembak tersebut diidentifikasi bernama Karim Abdel Ghani. Ia tewas tertembak milisi Tamarud malam itu.
Sedangkan satunya lagi bernama Mohamed Shalaqany. Ia tewas karena luka tembakan yang dialaminya beberapa hari sebelum itu. Ia tertembak di Distrik Fayoum sebelah selatan kota Kairo.
Akibat konflik yang menuai korban jiwa itu, tokoh oposisi Mesir, Mohamed El Baradei menyerukan Presiden Morsi untuk mundur dari jabatannya. Ia menilai kepemimpinan Mursi sudah tidak lagi kondusif dan berhasil mengatasi konflik yang terus berkepanjangan terjadi.
"Demi Mesir, saya meminta Presiden Mohamed Mursi untuk mengundurkan diri dan memberikan kami kesempatan untuk memulai fase baru yang didasarkan kebebasan dan keadilan sosial," tutur El Baradei seperti dilansir dari AFP, Senin (24/6).
Tak hanya itu, pihak oposisi juga menggalang satu juta tanda tangan untuk membuat suatu petisi yang berisi penolakan Mursi sebagai presiden Mesir. Dengan terkumpulnya satu juta tanda tangan warga Mesir itu dianggap dapat menjadi dalil yang kuat agar Mursi meletakkan jabatannya.