Selasa 25 Jun 2013 22:58 WIB

'Jangan Berharap Assad Mundur'

Rep: Ichsan Emerald Alamsyah/ Red: A.Syalaby Ichsan
Syrian President, Bashar Assad (file photo)
Foto: AP/Vahid Salemi
Syrian President, Bashar Assad (file photo)

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Pemerintah Suriah menyatakan Presiden Bashar al Assad takkan datang ke Pembicaraan Damai di Jenewa. Lebih tepatnya jika oposisi meminta Bashar Assad menyerahkan tampuk kepemimpinan.

''Kalau keinginan anda mundurnya Presiden Assad, jangan repot-repot datang,'' ucap Menteri Luar Negeri Suriah, Walid al Muallem, dalam Konferensi Pers di Damaskus seperti dikutip dari Al Arabiya, Selasa (25/4).

Muallem mengatakan Assad takkan pernah mundur oleh tekanan dari mana pun. Baik oleh pihak oposisi ataupun  mereka yang mengaku negara sahabat Suriah. Justru Pemerintah Suriah akan hadir jika oposisi ingin membangun kemitraan yang nyata.

Dimana dibentuk Pemerintah Persatuan Nasional yang mencakup seluruh wakil Suriah.Ia juga menambahkan keputusan 'Sahabat Suriah' yang dimotori Amerika Serikat dan sekutu di Negara Teluk untuk mempersenjatai oposisi sangatlah berbahaya.

Muallem pun yakin pengiriman senjata hanya akan memperpanjang kekerasan dan pembunuhan. Selain itu pengiriman senjata juga menyuburkan terorisme di Suriah.Akan tetapi ucapan Muallem benar-benar kontras dengan kondisi di lapangan.

Satu hari sebelumnya, sebuah roket tentara Suriah menghantam desa di Hama, Suriah Tengah dan menewaskan 11 orang, termasuk seorang perempuan dan enam anak-anak.

Oposisi dan Kelompok HAM menuduh pasukan Suriah menyalahgunakan wewenang untuk menyerang perempuan dan anak-anak.Muallem, menambahkan, pengiriman senjata juga akan menghambat upaya damai konferensi di Jenewa.

Pemerintah Suriah bisa saja datang akan tetapi tanpa prasyarat tertentu dari oposisi. Dua hari yang lalu, Kelompok 11 Negara bertemu dengan AS di Qatar. Semuanya setuju untuk meningkatkan bantuan militer dan lainnya ke oposisi.

Atas dasar ini, Muallem mengatakan semua negara yang bertemu di Doha, Qatar memiliki lumuran darah rakyat Suriah di tangan mereka. Meski mengaku diserang dari berbagai arah, namun Muallem tetap yakin Suriah tetap akan menang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement