Rabu 26 Jun 2013 08:40 WIB

Saudi: Berbahaya Jika Iran dan Hizbullah Duduki Suriah

Rep: Hannan Putra/ Red: Citra Listya Rini
Hizbullah
Hizbullah

REPUBLIKA.CO.ID, Ikut sertanya kekuatan asing dalam pergolakan yang terjadi di Suriah bisa saja bukan menjadi solusi bagi perdamaian Suriah. Namun, bisa saja membawa negara itu menjadi tanah yang diduduki pihak asing karena kuatnya intervensi Iran dan Hizbullah.

Hal itu dinyatakan oleh Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Pangeran Saud al-Faisal dalam pertemuan diplomatiknya dengan Menteri Luar Negeri AS, John Kerry.

"Hal yang paling berbahaya adalah ikut sertanya pihak asing, yaitu Hizbullah dan milisi lain yang didukung pasukan Garda Revolusi Iran," kata Faisal dalam jumpa persnya seperti dilansir Reuters, Selasa (25/6).

Faisal mengkhawatirkan suatu saat nanti bisa jadi Iran atau Hizbullah lah yang menduduki Suriah setelah perang bersaudara di negeri itu berakhir. Ia juga menyinggung soal bantuan Rusia yang diketahui memberikan dukungan berupa senjata kepada rezim Assad.

Untuk itu, sudah soyogyanya bagi Oposisi untuk menawarkan diri pula meminta bantuan asing. "Kerajaan menyeru untuk segera mengeluarkan resolusi internasional yang mengatakan secara tegas untuk menghentikan pemberian senjata kepada militer Suriah," ujar Faisal.

Kedatangan John Kerry ke Arab Saudi sebagai upaya negara Paman Sam itu untuk berkoordinasi mendukung para pejuang oposisi Suriah. Seperti diketahui, Presiden AS Barack Obama telah menyetujui pengiriman bantuan senjata kepada pihak Oposisi Suriah. 

Sebelumnya, Kerry juga telah mengunjungi beberapa negara di Eropa dan Qatar pekan lalu. Kunjungannya itu untuk membahas pengiriman bantuan persenjataannya bagi pihak Oposisi yang harus melewati beberapa negara sebelum mencapai Suriah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement