REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Syekh Tamim bin Hamad al Thani yang baru saja menjabat sebagai Emir memuji jejak langkah sang ayah. Ia mengatakan sang ayah telah membentuk negara Teluk yang berbeda dan ia dalam pidato pertama sebagai Emir Qatar menyatakan akan melanjutkan agenda reformasi.
Dikutip dari Al Jazirah, Syekh Tamim mengatakan, Qatar ke depan akan menghindari konflik sektarian. Ia menyatakan Qatar akan menjadi negara yang menghormati semua agama di dunia. Karena membeda-bedakan agama justru menghalangi proses modernisasi dan pembangunan. ''Kami bukan bagian dari tren regional,'' ucap dia dikutip dari Al Jazirah, Kamis (27/6).
Oleh karena itu Qatar berkomitmen untuk menjalin hubungan dengan siapa pun. Namun, ia menegaskan bahwa Qatar memiliki visi sehingga tak bisa didikte oleh siapapun.Ia juga berjanji untuk mendukung Palestina dan berusaha mengakhiri pendudukan Israel. Meski begitu posisi Qatar yang berhasil dicapai saat ini justru harus membuat rakyat dia rendah hati.
Walau begitu, dalam pidato ia tak menyebutkan ada kebijakan khusus terhadap apa yang terjadi di Suriah, Mesir dan Libya.Hampir semua pidato diarahkan kepada urusan domestik Qatar. Ia justru mengarahkan kebijakan ke depan kepada pengembangan dan pelatihan sumber daya manusia. Karena melalui pelatihan dan pengembangan SDM akan menjadi kunci produktivitas bangsa.
Di saat yang sama, terjadi perombakan dalam kabinet. DIumumkan bahwa mantan Menteri Urusan Dalam Negeri, Syekh Abdullah bin Nasser bin Khalifa al Thani akan menjadi Perdana Menteri yang merangkap Menteri Dalam Negeri yang baru. Sementara Menteri Luar Negeri akan dijabat Dr Khalid bin Mohamed al-Attiyah.