REPUBLIKA.CO.ID,QUITO -- Upaya pembocor dokumen intelijen Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) Edward Snowden mendapatkan suaka politik dari Ekuador tidak sebentar.
Pemerintahan di Ibu Kota Quito mengatakan perlu waktu untuk mengamini permintaan Snowden.Menteri Luar Negeri Ekuador Richard Patino mengatakan pemerintahnya sedang dalam pembahasan melindungi Snowden dari kejaran AS. ''Kami tidak terburu-buru mengambil keputusan ini,'' kata dia, dalam lawatannya ke Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (27/6).
Ungkapan Patino bukan nada pesimis. Ekuador punya ukuran waktu dalam persoalan perlindungan bekas karyawan Badan Intelijen AS (CIA) itu. Patino menjelaskan, pemberian suaka politik untuk pendiri WikiLeaks Julian Assange setidaknya berbulan-bulan.''Kami membutuhkan dua bulan untuk membuat keputusan Assange. Jadi tidak bisa mengabulkannya secara terburu-buru,'' kata dia, seperti dikutip Aljazirah, Kamis (27/6).
Kini drama diplomatik banyak negara terkait Snowden memasuki hari ke lima.Snowden menjadi incaran CIA lantaran dituduh membocorkan rahasia negara dan mencuri properti milik Pemerintahan AS. Laki-laki 30 tahun itu diancam diseret ke peradilan federal dengan undang-undang spionase.Snowden mengungkapkan adanya program kontraterorisme NSA tentang penyadapan. Program itu melanggar kebebasan dalam ruang privasi bagi warga AS dan internasional. NSA melakukan penyadapan terhadap semua lini komunikasi, termasuk jaringan internet.