REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Presiden Mesir Muhammad Mursi memastikan tak akan ada revolusi kedua di Mesir menyusul protes massa menentang dia di seluruh negeri itu.
"Tak ada ruang bagi pembicaraan apa pun yang bertentangan dengan keabsahan undang-undang dasar," kata Mursi kepada harian Inggris, Guardian.
Mursi menyatakan jika ia mundur, itu akan merusak keabsahan penggantinya dan menjadi jalan untuk kekacauan tanpa akhir. Pun, ia menyesalkan dekrit yang memberinya kekuasaan luas, yang dipandang oposisi sebagai "kediktatoran" dan menjerumuskan Mesir ke dalam perpecahan.
Penentang Mursi menggelar pertemuan terbuka akbar di Kairo dan provinsi lain, untuk menyerukan penggulingan Mursi, sementara dia memperingati satu tahun pertama kekuasaan sebagai presiden.
Sementara itu ribuan pendukung Mursi, yang kebanyakan merupakan anggota Ikhwanul Muslimin, menyelenggarakan aksi duduk untuk hari ketiga berturut-turut guna mempertahankan keabsahan Mursi.
Penentang dan pendukung Mursi telah mempersiapkan pertemuan terbuka mereka, sehingga menimbulkan kekhawatiran bentrok antarkedua kubu.