Ahad 30 Jun 2013 22:19 WIB

Kubu Anti-Mursi Berkemah Dekat Istana, Kubu Islam Berkumpul di Bundaran Rabiah Adawiyah

 Ribuan pendukung Presiden Mohammed Morsi Islam menggelar aksi unjuk rasa di Nasser City, Kairo, Mesir, Ahad (30/6).
Foto: AP/ Hassan Ammar
Ribuan pendukung Presiden Mohammed Morsi Islam menggelar aksi unjuk rasa di Nasser City, Kairo, Mesir, Ahad (30/6).

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Kemah-kemah dan spanduk antipemerintah mulai memadati Jalan Merghani di Helipolis dekat Istana Al Ittihadiyah, kantor dan kediaman resmi Presiden Mohammad Mursi.

"Kami akan bertahan di sini hingga Moursi lengser," kata beberapa pemuda yang mengikat kepala dengan tulisan "Irhal (lengser)".

 

Aparat keamanan yang biasanya bertebaran di sekitar istana, pada Ahad (30/6) tidak tampak satupun berkeliaran. Hanya belasan tentara bersenjata lengkap mengawal pintu gerbang utama istana tersebut.

 

Sekitar pukul 9.30 waktu setempat, tampak lima bus berkaca gelap keluar dari pintu utama istana yang dikawal ketat oleh pasukan pengaman presiden.

 

Bisik-bisik di kalangan wartawan menduga bahwa dalam bus berkaca gelap itu berisi keluarga presiden.

 

Menurut beberapa sumber, Presiden Mursi dan keluarganya berpindah tempat menginap antara Istana Al Ettihadiyah dan Istana Al Qobba.

 

Istana El Qobba biasanya menjadi tempat mengincap tamu-tamu negara. Presiden Soekarno dan Presiden Megawati Soekarnoputri pernah menginap di Istana El Qobba di dekat distrik elit, Roxi.

 

Jalan-jalan ke arah Istana Ettihadiyah dari Jalan Merghani dan Jalan Moustafa Maamoun ditutup oleh kelompok pemuda bertanda pengenal "Tamarrud (pemberontakan)".

 

Tamarrud adalah kelompok oposisi dari kaum muda yang memprakarsai unjuk rasa besar 30 Juni 2012 dan mengadakan petisi berupa tandatangan rakyat untuk mendesak Presiden Moursi mengundurkan diri.

 

Tamarrud mengklaim bahwa tandatangan yang berhasil dikumpulkannya hingga 30 Juni berjumlah lebih dari 22 juta orang.
Kaum oposisi memilih tanggal demo besar pada 30 Juni yang bertepatan dengan satu tahun kekuasaan Presiden Moursi.

 

"Kifayah sanah ya Moursi, irhal-irhal (cukup setahun saja ya Moursi, lengser-lengser," teriak pengunjuk rasa.

 

Di sisi lain, kubu Islam dari Ikhwanul Muslimin memusatkan unjuk rasa di Bundaran Rabiah Adawiyah, Nasr City, Kairo Timur, yang digelar sejak Jumat (28/6).

 

Sementara itu, Kementerian Kesehatan dalam laporan terakhirnya menyebutkan bahwa korban tewas akibat bentrokan antara pendukung dan anti-Mursi sejak Rabu tercatat delapan orang, dan sekiar 540 orang cedera.

 

Bentrokan sengit itu terjadi di beberapa provinsi seperti di Iskandariyah, Mansoura, Zakazik, dan Terusan Suez.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement