REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS), John Kerry, tampaknya belum berhasil mempertemukan pemimpin Palestina-Israel. Namun, ia mengaku kesenjangan antara dua negera semakin hilang dan ia akan segera kembali ke wilayah itu.
Menurut Al Jazirah, John Kerry sebelum keberangkatannya dari Tel Aviv menyatakan telah terbangun kemajuan nyata antara Palestina-Israel berkat kerja keras. ''Kami membuat kemajuan, itulah yang paling penting dan saya akan kembali lagi kesini,'' tutur dia dikutip dari Al Jazirah, Senin (1/7).
Sebelumnya, John Kerry telah bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas secara terpisah. Kunjungan empat hari ke kedua wilayah ini untuk mencari formula tepat untuk memulai perundingan damai. Perundingan damai yang sebelumnya berlangsung pada 2010 sempat terhenti akibat Israel meneruskan pembangunan ilegal di Tepi Barat.
Kepala Negosiasi Palestina, Saeb Erekat, memang mengatakan ada kemajuan dalam rencana perundingan. Namun ia tak bisa mengatakan bahwa hal itu adalah sebuah terobosan. Ia pun menyatakan ada sebuah manfaat besar dari keberhasilan Kerry bagi Palestina. Namun yang jelas, ucap dia, jika Kerry gagal maka kerugian yang amat besar bagi Palestina.
Hingga September, sejak awal pembicaraan Presiden Abbas mengatakan perundingan damai baru bisa terwujud jika Israel membekukan pemukiman yang berdasarkan hukum internasional ada di wilayah ilegal. Palestina juga meminta Israel mengembalikan Tepi Barat sesuai perbatasan Perang Arab-Israel 1967.