REPUBLIKA.CO.ID, ARIZONA -- Bukan cuma hutan tropis Indonesia yang dilanda kebakaran hebat. Di Amerika Serikat (AS) kebakaran hutan bahkan merenggut banyak nyawa. Sedikitnya 19 orang dikabarkan sudah jadi korban si jago merah.
Juru Bicara Pengawas Hutan di AS, Art Morrison mengatakan, kebakaran melanda hutan di Negara Bagian Arizona sejak Jumat (31/6) pekan lalu. Titik api terparah berada di Distrik Yavapai County, tepatnya di Bukit Yarnell.
Aljazirah melansir, api yang cepat merambat telah menggundulkan lebih dari delapan kilo meter persegi hutan di negara bagian barat daya AS itu. Sedangkan pemadam kebakaran tidak berdaya menghadapi suhu tinggi dan kondisi cuaca yang berangin.
"Sedikitnya 200 personel pemadam kebakaran masih berjibaku membatasi rambatan api," demikian Aljazirah melaporkan, Senin (1/7).
Namun naas, sebagaian pemadam kebakaran terjebak dengan kobaran api. Mereka yang tewas semuanya adalah para petugas pemadam. "Mereka adalah tim (pemadam kebakaran) yang tangguh. Mereka sebelumnya berhasil memadamkan kebakaran hutan lainnya di (Negara Bagian) New Meksiko pekan lalu," kata Komandan Pemadam Kebakaran, Dan Frijo seperti dilansir BBC News, Senin (1/7).
Tidak hanya menelan korban jiwa, dua pemadam dari unit lain yang ikut membantu juga mengalami luka bakar serius. Hingga Senin (1/7) dini hari waktu setempat, nyala api masih tampak. Sedangkan data sementara, 200 unit rumah penduduk sipil rata dengan tanah.
Otoritas dan petugas pemadam kebakaran memaksa evakuasi 50 kepala rumah tangga yang terlalu dekat dengan kobaran api di Yarnell. Sedangkan di Glen Isla lebih dari 700 warga diingatkan untuk menahan diri kembali ke pemukiman. Distrik di 85 kilo meter dari Negara Bagian Phoenix itu kosong sejak Sabtu (29/6).
Washington Post mengatakan, jumlah kematian di unit pemadam kebakaran kali ini adalah terparah sejak runtuhnya Gedung Kembar World Trade Centre (WTC) pada 11 September 2001 silam. Peristiwa satu dekade silam itu menewaskan sebanyak 340 nyawa pemadam kebakaran.
Namun media kenamaan di Ibu Kota Paman Sam itu mengatakan, tanpa membatasi kobaran api akan menambah angka kematian. Rendahnya kelembaban tanah di zona titik api juga mendesak Pemerintah Federal agar turun tangan.
Masih menurut Washington Post, dikatakan kebakaran hebat yang melanda hutan Arizona kali ini tidak disebabkan faktor kesengajaan. Anomali cuaca di langit AS telah membuat Distrik Yarnell sebagai ladang petir.
Sekira 2 ribu hektare hamparan rumput kering menjadi perantara kobaran api. Gubernur Negera Bagian Arizona Jan Brewer menegaskan, tetap harus ada penyelidikan penyebab kebakaran.
Menurut dia kobaran api kali ini adalah terparah. "Kita akan mengungkapkan tragedi ini paling gelap yang saya ingat selama ini," ujar dia.