Senin 01 Jul 2013 22:06 WIB

Upaya Mata-mata AS, Sekjen PBB: Lindungi Tugas Diplomatik

Ban Ki Moon
Foto: Wahyu Putro/Antara
Ban Ki Moon

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Sekjen PBB Ban Ki-moon pada Senin (1/7) mendesak upaya melindungi keutuhan tugas diplomatik di wilayah sejumlah negara, di tengah tuduhan bahwa Washington memata-matai Uni Eropa dan sekutu lainnya.

"Negara anggota diharapkan melindungi keutuhan tugas diplomatik," kata Ban kepada wartawan di Jenewa saat menanggapi pertanyaan tentang tuduhan terkini terkait mantan petugas sandi AS, Edward Snowden. Dia enggan menanggapi soal upaya Badan Keamanan Negara Amerika Serikat (NSA) menyadap kantor diplomatik Eropa Bersatu di Washington, Ban menekankan bahwa tugas diplomatik harus dilindungi, termasuk informasinya.

Tuduhan baru itu muncul pada Ahad (30/6), dalam laporan mingguan Jerman "Der Spiegel", yang mengutip naskah rahasia, yang dibocorkan Snowden. Mikrofon diduga dipasang di kantor Eropa Bersatu di Washington dan jaringan komputer disusupi, baik ke E-mail dan dokumen internal.

"Der Spiegel" menyatakan utusan Uni Eropa di PBB menjadi sasaran pengintaian serupa dan upaya memata-matai diperluas ke markas kelompok 27 negara itu di Brussels. Mingguan itu menyatakan dokumen bocor tersebut menunjukkan dinas rahasia AS menyasar Jerman lebih dari negara lain di UE.

Surat kabar "Guardian" pada Senin melaporkan bahwa Prancis, Italia, dan Yunani termasuk di antara 38 sasaran pengintaian Amerika Serikat. "Kedaulatan mutlak tugas diplomatik, termasuk PBB dan lembaga lain antarbangsa dilindungi secara mapan oleh hukum antarbangsa," kata Ban, seperti dilansir AFP.

Menurut dokumen itu, yang dilihat "Guardian", penyadap ditanamkan di mesin fax tersandikan di kedutaan UE di Washington sebagai bagian dari gerakan "Perdido", yang diduga untuk mempelajari perpecahan di antara negara anggota.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement