Selasa 02 Jul 2013 07:31 WIB

Indonesia Harus Tingkatkan Daya Saing

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Heri Ruslan
Masyarakat Ekonomi ASEAN
Foto: blogspot.com
Masyarakat Ekonomi ASEAN

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Sebagai salah satu negara ASEAN, Indonesia tidak boleh kalah dengan negara lain. Apalagi telah dibuat suatu komitmen bernama ASEAN Economy Community  atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC) pada 2015.

Di sisi lain, masih banyak yang harus dibenahi, terutama di bidang industri dan infrastruktur. Asisten Deputi Kerjasama Ekonomi Regional dan Subregional Kemenko Bidang Perekonomian Huda Bahweres mengatakan Indonesia perlu meningkatkan daya saing. Menurutnya, terlepas dari jumlah investasi yang meningkat, hal ini perlu dibenahi secara serius.

"Untuk itu, saat ini sedang disiapkan instruksi presiden tentang persiapan Indonesia menuju AEC 2015. Ini kita siapkan secara serius dan detail. Bulan ini kita akan kasih ke presiden," ujar Huda saat ditemui di Bangkok, Thailand (1/7).

Instruksi presiden itu adalah kelanjutan dari Inpres sebelumnya, Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pemenuhan Komitmen AEC 2015. Inpres ini, klaim Huda, lebih jelas dan tidak mengawang-awang. Inpres itu akan menyoroti 10 poin dalam peta pembangunan industri Indonesia.

Sejauh ini, produk Indonesia yang bisa bersaing di ASEAN adalah industri perakitan elektronik dan kerajinan tangan. Populasi penduduk terbesar di ASEAN, meningkatnya jumlah kelas menengah dan pendidikan yang lebih baik adalah beberapa potensi yang dimiliki Indonesia.

"Memang kita hanya lokasi perakitan, tapi lumayan ada nilai tambah daripada hanya menjual sumber daya alam saja. Jangan sampai kita tidak mengolah apa-apa padahal potensi kita luar biasa," ujarnya.

Huda berpesan jangan sampai Indonesia hanya menjual sumber daya alam saja tanpa mampu mengolah. Karena itu sangat penting untuk memajukan dunia industri dan infrastruktur. Lulusan Iowa State University tersebut juga menyoroti masalah regulasi yang tumpang tindih dan amburadul. Bisa dibilang kemudahan berinvestasi belum sepenuhnya terwujud. Hal ini berlaku bagi pengusaha asing atau UKM.

Indonesia juga perlu mewaspadai iklim politik jelang 2014. Iklim politik akan sangat berpengaruh untuk pencapaian AEC karena fokus para pemimpin terbagi dengan urusan politik.

"Ini yang kita khawatirkan. Kalau Inpres berjalan dan mereka yang tidak sibuk berpolitik mau serius bekerja keras, mudah-mudahan ini tidak terlambat. Jangan tenang-tenang saja soal AEC," kata perwakilan Indonesia di Komite Ekonomi APEC sejak 2006 itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement