REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Kelompok-kelompok Islam yang tergabung dalam Aliansi Nasional Mesir termasuk Ikhwanul Muslimin menggalang massa untuk mendukung Presiden Muhammad Mursi pada Selasa (2/7) pagi. Seruan ini menyusul adanya ultimatum militer Mesir dalam 48 jam bagi semua pihak untuk mencapai resolusi.
Al-Arabiya melaporkan Ikhwanul Muslimin dan kelompok-kelompok Islam lainnya mulai mengumpulkan para pendukungnya di sejumlah provinsi dengan fokus di Kairo dan Giza. Para aktivis melaporkan aksi pro-Mursi direncanakan Senin dini hari di Universitas Kairo untuk melawan demonstrasi oposisi.
Selama konferensi pers, Aliansi Nasional Partai Islam yang di dalamnya termasuk Ikhwanul Muslimin ini menolak penggunaan tentara untuk serangan legitimasi yang mengarah ke kudeta.
Menteri Pertahanan Jenderal Abdelfattah al-Sissi mengeluarkan ultimatum 48 jam kepada semua kekuatan politik Mesir untuk mencapai resolusi atau menghadapi militer dengan peta jalan masa depan.
Aliansi Islam mengatakan pihaknya menghormati semua inisiatif untuk menyelesaikan krisis tetapi harus didasarkan pada konstitusi. Mereka juga mengutuk aksi kekerasan yang menewaskan belasan demonstran dan melukai ratusan lainnya.
Pendukung dan penentang Mursi terlibat baku tembak di kota Suez pada Senin kemarin. Setidaknya 16 orang tewas dalam bentrokan Ahad kemarin ketika jutaan orang Mesir turun ke jalan untuk menuntut Mursi mundur.