HONG KONG -- Puluhan-ribu orang turun ke jalan menuntut hak demokratis di Hong Kong pada peringatan 16 tahun kembalinya bekas jajahan Inggris itu ke bawah kekuasaan Cina.
Para pemrotes berbaris di tengah terpaan hujan dan angin kencang, menuntut pemerintah Cina memenuhi janjinya untuk menyelenggarakan pemilu demokratis di tahun 2017.
Polisi memperkirakan, sekitar 66,000 demonstran turun ke jalan, sedangkan panitia melaporkan 430,000 orang ikut berdemo.
Perkiraan lainnya dikeluarkan oleh Universitas Hong Kong menyebut sedikitnya 103,000 orang.
Sebuah survey yang diterbitkan Universitas Hong Kong mengungkapkan hanya 33 persen rakyat Hong Kong merasa bangga menjadi warganegara Cina, tingkat terendah sejak 1998.
Jackie Hung dari Civil Human Rights Front, yang menyelenggarakan pawai tahunan 1 Juli mengatakan, banyak orang menyatakan kemarahan pada pimpinan Hong Kong yang diangkat Beijing.
"Tujuan utama demonstrasi ini adalah mendorong demokrasi yang sungguh-sungguh dan meminta kepada Leung Chun-ying untuk mundur," katanya.
Yeung Yuk, 28, seorang pekerja sosial mengatakan, pemerintah seharusnya memulai konsultasi supaya Hong Kong dapat mempunyai 'demokrasi yang sejati'.
"Orang tidak ingin pemilu dengan karakteristik Cina," katanya.
Leung Chun-ying diangkat sebagai pemimpin pemerintah Hong Kong Juli tahun lalu, dan berjanji akan memperbaiki pemerintahan dan menegakkan tertib hukum di wilayah itu.
Pada upacara peringatan kembalinya Hong Kong ke bawah pemerintahan China, Leung kembali berjanji untuk merespon keluhan rakyat, antara lain melebarnya jurang pendapatan akibat datangnya orang-orang dari Cina Daratan.
Photo: Protesters march during a pro-democracy rally in Hong Kong on July 1, 2013 marking the 16th anniversary of the establishment of the Hong Kong Special Administrative Region (HKSAR). (AFP: Laurent Fievet)
AFP