Rabu 03 Jul 2013 08:03 WIB

Indonesia akan Beli Peternakan Sapi di Australia

Red:
Peternak Australia Barry Hughes
Peternak Australia Barry Hughes

CANBERRA -- Duta besar Indonesia untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema, memberi indikasi bahwa Indonesia berencana membeli sebuah peternakan sapi di negara bagian Queensland bagian utara.

Dubes tersebut melakukan kunjungan ke wilayah teluk di Queensland tersebut bersama beberapa politisi Australia, Bob Katter dan Rob Katter, dan peternak lokal. 

Dia mengunjungi beberapa peternakan sapi dan fasilitas ekspor Karumba, dan menyatakan bahwa hubungan antara kedua negara akan menjadi lebih baik apabila Indonesia membeli salah satu peternakan tersebut.

Menurutnya, pembelian tersebut akan membuka jalan untuk melakukan kerja sama lebih lanjut, seperti program pelatihan.

Peternak lokal, Barry Hughes, mengatakan pembelian tersebut, bila terjadi, akan meningkatkan kepercayaan atas kualitas industri sapi ternak di Indonesia. "[Duta Besar Nadjib] mengatakan kalau Indonesia bisa membeli peternakan sapi untuk melatih pemuda-pemudi Indonesia dalam bidang peternakan, maka mereka kemudian akan terbantu untuk mengelola peternakan sapi yang ada di Indonesia, jadi mereka akan jadi bagian dari pembicaraan."

Barry Hughes juga mengatakan keinginan Dubes Nadjib atas peningkatan berat sapi potong yang dikirim ke Indonesia. "Mereka berpikir serius tentang peningkatan batas 350 kilogram untuk memasukkan juga hewan-hewan yang lebih siap potong, untuk mencoba mengurangi tekanan bulan Ramadhan," katanya.

Politisi di daerah tersebut, Rob Katter, mengatakan kunjungan tersebut positif dan membantu Dubes Nadjib untuk mendapat lebih banyak informasi mengenai pentingnya perdagangan sapi antara Indonesia dan Australia.

Menurutnya, peternak di Australia bisa berharap keputusan mengenai jumlah ekspor kuota sapi ke Indonesia akan segera diambil.''"Duta Besar Nadjib berencana untuk langsung memberi laporan kepada Presiden [SBY] dan Perdana Menteri [Rudd] akan ke Indonesia minggu ini."

"Belum ada komitmen mengenai jumlah kuota, tapi mereka memberi pertanda sangat positif. Dan saya pikir, kalau Ramadhan mulai minggu depan, mereka sangat ingin melakukan tindakan secepat mungkin."

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement