Rabu 03 Jul 2013 16:59 WIB

Menteri baru Australia tolak komentari kemerdekaan Papua

Red:
OPM
OPM

CANBERRA -- Wacana Papua Merdeka tidak mendapat respons dan tanggapan dari kabinet baru yang dibentuk PM Kevin Ruud. Menteri Pembangunan Internasional Australia yang baru, Melissa Parke, yang bertanggungjawab terhadap anggaran bantuan Australia, kepada ABC mengaku tidak mau mengomentari soal wacana kemerdekaan Papua. "Saya tidak akan membahas persoalan Itu," katanya.

Tahun lalu Melissa Parke termasuk diantara segelintir anggota parlemen dari Partai Buruh yang tidak mengindahkan peringatan Menteri Perdagangan Craig Emerson untuk memboikot suatu even yang mempromosikan perlindungan hak asasi manusia di Papua.

 

Pemerintah Australia mendukung kesatuan wilayah Indonesia dan berlanjutnya pemerintahan Indonesia di provinsi Papua.

Menlu Bob Carr mengatakan tidak banyak dukungan internasional bagi kemerdekaan Papua, dan sebaiknya tidak ada dukungan dan support dari Australia terhadap kekuatan separatis di Papua.

Dalam National Press Club pekan lalu, Bob Carr mengatakan, ''Kemerdekaan bagi Papua Barat tidak akan terjadi,'' tegasnya.

Menteri Melissa Parke mengatakan, pemerintah Australia sebaliknya fokus terhadap pemberian bantuan Australia bagi Papua. "Fokus saya adalah pada program bantuan dan sekarang ini sudah banyak yang dilakukan Australia bekerjasama dengan pemerintah Indonesia, misalnya dalam bidang pendidikan."

Australia membangun dan merenovasi 2.000 sekolah lanjutan pertama dan melatih 300.000 orang kepala sekolah.

Menurut Parke, ribuan orang muda Indonesia akan bisa menikmati pendidikan umum dan berkontribusi pada perekonomian dan pemerintahan di kawasan.

Melissa Parke sebelumnya adalah ahli hukum PBB dengan rekor panjang keterlibatan dalam berbagai issue HAM, diantaranya menyangkut perlakuan atas para pencari suaka.

Mengenai perdebatan menyangkut pencari suaka, Parke mengatakan perlu untuk mengambil tindakan yang didasarkan pada kerangka kerja regional. "Ini masalah regional, kita tidak akan bisa menyelesaikannya sendirian. Kita perlu bekerjasama dengan negara-negara di kawasan untuk menyelesaikannya."

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement