REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pesawat Presiden Bolivia, Evo Morales dialihkan ke Austria karena ada kecurigaan pembocor rahasia intelijen AS, Edward Snowden berada di dalamnya.
Para pejabat di Austria maupun Bolivia menegaskan Snowden tidak ada di pesawat. Namun, Prancis dan Portugal dikabarkan menolak untuk mengizinkan penerbangan transit ke Bolivia.
Snowden telah meminta suaka ke 21 negara untuk menghindari ekstradisi ke AS. Menteri Luar Negeri Bolivia, David Choquehuanca mengatakan Prancis dan Portugal menutup wilayah udara mereka pada Selasa (2/7) waktu setempat.
"Kami tidak tahu siapa yang menemukan kebohongan ini, tapi kami mengecam masyarakat internasional karena ketidakadilan atas pesawat Presiden Evo Morales," katanya seperti dikutip BBC, Rabu (3/7).
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Austria, Alexander Schallenberg mengatakan Snowden tidak berada di dalam pesawat yang ditumpangi Morales. Menteri pertahanan Bolivia yang juga dalam penerbangan menyalahkan AS setelah pendaratan tidak terjadwal tersebut.
"Ini adalah tindakan bermusuhan oleh departemen negara Amerika Serikat yang telah menggunakan berbagai pemerintah Eropa," ujar Ruben Saavendra.
Jet tersebut dilaporkan diizinkan mengisi bahan bakar di Spanyol sebelum pesawat tersebut melanjutkan ke Wina. Presiden Morales dikatakan berada di bandara Wina untuk membahas rute kepulangannya ke Bolivia pada Rabu pagi ini.
Presiden Bolivia baru saja berkunjung ke Moskow di mana mantan kontraktor CIA, Snowden bersembunyi di wilayah transit bandara sejak tiba dari Hong Kong pada 23 Juni.
Morales mengatakan Bolivia belum menerima aplikasi dari Snowden. Namun, jika ada permintaan suaka dari Snowden, dia mengatakan itu akan dipertimbangkan.